This study aims to analyze the news framing of Detik.com in reporting the alleged blasphemy case involving Panji Gumilang. A qualitative method was used, applying Pan and Kosicki’s framing analysis model, which includes syntactic, script, thematic, and rhetorical structures. The findings reveal that Detik.com structured its framing progressively—from religious and social perspectives to legal processes and the impact on the pesantren. The media’s use of diction, narrative structure, and authoritative sources plays a role in shaping public perception. The framing presented indicates that media does not merely convey information but actively constructs public opinion on sensitive issues. Thus, media literacy is crucial for readers to critically understand the constructed realities in the news.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana framing pemberitaan media online Detik.com dalam menyampaikan isu dugaan penistaan agama oleh Panji Gumilang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis framing model Pan dan Kosicki, yang mencakup struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Detik.com membingkai kasus ini secara sistematis, mulai dari sudut pandang sosial-keagamaan, proses hukum, hingga dampaknya terhadap lingkungan pesantren. Pemilihan diksi, struktur narasi, serta kutipan dari sumber otoritatif menjadi alat media dalam membentuk persepsi publik. Framing yang ditampilkan menunjukkan bahwa media tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi turut berperan dalam membentuk opini masyarakat terhadap suatu isu yang sensitif. Oleh karena itu, penting bagi pembaca untuk memiliki literasi media dalam memahami realitas yang disajikan melalui pemberitaan.