PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DEBAT PERDANA PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2024
Abstract:
Violation of politeness refers to communication activities that are not in accordance with the principles of language. The purpose of this study is to describe the form of violation of the principles of politeness in the speech of the Central Java gubernatorial candidate pairs. The method used in this study is qualitative. The data in this study are in the form of words, phrases, clauses and sentences. The data source is a video of the first debate for the election of the 2024 Central Java gubernatorial candidate pairs. The data collection technique used in this study is the listening and recording technique, namely by watching, observing, identifying and analyzing. The data validity technique used in this study is the technique of examining observation, perseverance and validation by experts. The results of this study show various violations of the principles of politeness in the video of the first debate on the gubernatorial election, namely forty-four violations of the principles of politeness in the video of the first debate.
Pelanggaran kesantunan berbahasa mengacu pada kegiatan komunikasi yang tidak sesuai dengan asas berbahasa. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa tuturan pasangan calon Gubernur Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, klausa dan kalimat. Sumber data berupa video debat perdana pemilihan pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2024. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat, yaitu dengan menonton, mengamati, identifikasi dan analisis. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pemeriksaan pengamatan ketekunan serta validasi oleh ahli. Hasil Penelitian ini menunjukkan berbagai pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam video debat perdana pemilihan Gubernur, yaitu ditemukan empat puluh empat pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam video debat perdana tersebut.