Saka Bahasa merupakan jurnal kajian dan penelitian yang berfokus pada pendidikan, bahasa, sastra, dan budaya. Setiap artikel di Saka Bahasa telah melewati proses telaah pustaka dan penyuntingan sehingga memenuhi standar publikasi ilmiah. Saka Bahasa terbit pada bulan Juli dan Desember setiap tahunnya.
Published
2024-12-03
This research aims to identify, analyze and reveal the meaning of language styles in the lyrics of the song "Cak Culay Nabuy Nabuy" by Muhammad Yusuf using a stylistic approach. The research data used by the author are the lyrics of the song Cak Culay Nabuy Nabuy" by Muhammad Yusuf. The main focus of this research is analyzing language styles which include metaphor, hyperbole, symbolism, repetition, pleonasm, tautology, climax, irony, cynicism and innuendo. Method The research used was descriptive qualitative with a case study design, where data was collected through documentation techniques and analyzed using note-taking and content analysis techniques. The results of this research showed that there were 3 linguistic style findings and 8 figures of speech in the song's lyrics found include: 1) comparative language style with metaphor, hyperbole and symbolic figures of speech, 2) affirmative language style with repetition and pleonasm, 3) satirical language style with irony, cynicism and innuendo. These findings consist of comparative language styles found 3 findings equivalent to 37.5%, affirmative language style 2 findings equivalent to 25%, satirical language style 3 findings equivalent to 37.5%. The total number of findings is 8 or equivalent to 100%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengungkap makna dari gaya bahasa dalam lirik lagu "Cak Culay Nabuy Nabuy" karya Muhammad Yusuf” menggunakan pendekatan stilistika. Data penelitian yang digunakan penulis adalah lirik lagu Cak Culay Nabuy Nabuy" karya Muhammad Yusuf”. Fokus utama penelitian ini adalah menganalisis gaya bahasa dan majasnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus, di mana data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dan dianalisis menggunakan teknik simak-catat dan analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukan bahawa terdapat 3 temuan gaya bahasa dan 8 majas dalam lirik lagu tersebut. Gaya bahasa yang ditemukan meliputi: 1) gaya bahasa perbandingan dengan majas metafora, hiperbola, dan simbolik, 2) gaya bahasa penegasan dengan majas repetisi dan pleonasme, 3) gaya bahasa sindiran dengan majas ironi,sinisme, dan innuendo. Temuan ini terdiri dari Gaya bahasa perbandingan ditemukan sebanyak 3 temuan, gaya bahasa penegasan sebanyak 2 temuan, gaya bahasa sindiran sebanyak 3 temuan. Jumlah total hasil temuan sebanyak 8 temuan data.
This study aims to analyze the representation of migratory culture in the song Kembali Pulang by Feby Putri with an anthropolinguistic approach. This song was chosen because the lyrics describe emotional expe(Evayani, n.d.)riences and cultural values related to the tradition of migrating in Indonesian society. This study uses a qualitative descriptive method with content analysis of song lyrics and tracing the cultural context that surrounds it. The results of the study show that the lyrics of the song Kembali Pulang reflect the dimensions of the migratory culture, such as longing for family, the struggle to face challenges overseas, and social values such as responsibility to parents. In addition, it was found that there are local values that synergize with the universal view of migration and emotional attachment to the homeland. This research contributes to understanding the relationship between language, culture, and human experience, as well as enriching anthropolinguistic studies with musical art perspectives.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi budaya merantau dalam lagu Kembali Pulang karya Feby Putri dengan pendekatan antropolinguistik. Lagu ini dipilih karena liriknya menggambarkan pengalaman emosional dan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan tradisi merantau dalam masyarakat Indonesia. Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis isi terhadap lirik lagu serta penelusuran konteks budaya yang melingkupinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lirik lagu Kembali Pulang mencerminkan dimensi-dimensi budaya merantau, seperti kerinduan terhadap keluarga, perjuangan menghadapi tantangan di perantauan, dan nilai sosial seperti tanggung jawab terhadap orang tua. Selain itu, ditemukan adanya nilai-nilai lokal yang bersinergi dengan pandangan universal tentang migrasi dan keterikatan emosional dengan kampung halaman. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami hubungan antara bahasa, budaya, dan pengalaman manusia, serta memperkaya kajian antropolinguistik dengan perspektif seni musik.
The terms embargo and off the record in the world of journalist are familiar things to hear. An embargo is information obtained from a source that is not directly broadcast or reported according to the request of the source. Meanwhile, off the record is information obtained but not approved by the source to be reported or broadcast. The goal achieved in this research is to understand and describe off the record and embargo. The research method used by the author is a qualitative type using descriptive analysis. The research data collection technique was carried out by searching for articles using Google Scholar. From the research conducted, the results show that the embargo refers to requests for postponement of reporting from sources. Off the record refers to information that is confidential. Both of these things can happen if journalists and sources mutually agree.
Istilah embargo dan off the record dalam dunia wartawan merupakan hal yang bukan asing lagi untuk didengar. Embargo adalah informasi yang di dapat dari narasumber tidak langsung ditayangkan atau diberitakan sesuai permitaan narasumber. Sementara, off the record merupakan informasi yang didapat tetapi tidak disetujui oleh narasumber untu diberitakan atau ditayangkan. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan off the record dan embargo. Metode penelitian yg dipakai penulis merupakan jenis kualitatif menggunakan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mencari artikel menggunakan Google Scholar. Dari penelitian yang dilakukan ini, menunjukan hasil bahwa embargo merujuk pada permintaan penundaan pemberitaan dari narasumber. Off the recorcd merujuk pada informasi yang dirahasiakan. Kedua hal tersebut dapat terjadi apabila wartawan dan narasumber saling menyetujui.
In the eyes of the law (equality before the law) Indonesia guarantees that everyone is equal. This is very clear in the existing law, which states that the state of Indonesia is the right of the state and is fully regulated by law. Print mass communication is a way to realize the public’s right to information and build public opinion through adequate, equal, accurate and TRUE information. The role of a journalist is very important to meet the right people and of course in carrying out this work or profession one must be given legal protection as stated in Article 8 of the Press Law No. 40 of 1999. Where journalists really need legal protection for their work, so that they do not carry out their work or are not overshadowed by intimidation, terror and violence.
Di mata hukum (equality before the law) Indonesia menjamin bahwa setiap orang sama. Hal ini amat tegas di dalam undang – undang yang ada , yang menyatakan negara Indonesia adalah hak negara dan diatur sepenuhnya oleh undang-undang. Komunikasi massa cetak adalah cara untuk mewujudkan hak publik atas informasi dan membangun opini publik melalui informasi yang memadai, setara, akurat, dan benar. Peran seorang jurnalis sangat penting untuk bertemu dengan orang-orang yang tepat dan tentunya dalam melakukan pekerjaan atau profesi tersebut harus diberikan perlindungan hukum yang disebutkan dalam Pasal 8 Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999. Hal tersebut disebabkan bahwa jurnalis sangat membutuhkan perlindungan hukum terhadap pekerjaan, agar mereka tidak melakukan pekerjaannya atau tidak dibayangi oleh intimidasi, teror dan kekerasan.