Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi motif leluwak tehambur sebagai identitas atau ikon Kota Metro. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi pada wilayah persebaran masyarakat buay nuban yang ada di Kota Metro dan di Kabupaten Lampung Timur. Data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk menggali informasi mendalam mengenai motif leluwak tehambur dan tindak lanjut penggunaanya sebagai identitas atau ikon Kota Metro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leluwak tehambur atau kupu-kupu terbang merupakan motif dari tapis laut linau blambangan yang dikenakan oleh Putri Nuban pada upacara cakak pepadun. Marga atau buay nuban memiliki peran penting dalam lahirnya Kota Metro yang dibangun oleh kebijakan geopolitik dan kearifan lokal dari masyarakat adat kebuayan nuban. Leluwak dalam perspektif feminimisme bagi masyarakat Lampung dianggap sebagai simbol keagungan, ketangguhan, keindahan dan simbol pengetahuan bagi masyarakat Lampung pada masa itu dalam menjalankan kehidupan. Selain itu, leluwak juga melambangkan sifat sukacita bagi masyarakat Lampung. Filosofi yang terkandung dalam motif leluwak tehambur sejalan dengan slogan Kota Metro sebagai Kota Pendidikan. Dengan menjadikan Motif leluwak tehambur sebagai ikon Kota Metro, diharapakan mampu menjadi identitas dan kekhasan Kota Metro.

This study aims to identify the leluwak tehambur motif as the identity or icon of Metro City. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach in the distribution area of ​​the buay nuban community in Metro City and East Lampung Regency. Data were collected based on the results of observations, interviews and documentation to dig up in-depth information about the leluwak tehambur motif and the follow-up to its use as the identity or icon of Metro City. The results of the study indicate that leluwak tehambur or flying butterfly is a motif from the tapis laut linau blambangan worn by Putri Nuban at the cakak pepadun ceremony. The clan or buay nuban has an important role in the birth of Metro City which was built by geopolitical policies and local wisdom from the kebuayan nuban indigenous community. Leluwak from a feminist perspective for the Lampung community is considered a symbol of majesty, toughness, beauty and a symbol of knowledge for the Lampung community at that time in carrying out life. In addition, leluwak also symbolizes the nature of joy for the Lampung community. The philosophy contained in the leluwak tehambur motif is in line with the slogan of Metro City as the City of Education. By making the leluwak tehambur motif as the icon of Metro City, it is expected to be able to become the identity and uniqueness of Metro City.