This article discusses the role of Lampung's local cultural wisdom values in developing students' cultural literacy in the 21st century. By integrating local wisdom into the education curriculum, students not only learn about the richness of their culture, but also develop the literacy skills necessary to face the challenges of globalization. Through a multidisciplinary approach, such as economic, artistic, language and digital literacy, Tapis Lampung is used as a tool to increase students' understanding of symbolism, design and marketing in the local cultural context. In addition, this article highlights the importance of local wisdom-based literacy movements in improving the quality of human resources in Lampung Province, which aims to create an intelligent, innovative and independent society. Thus, cultural literacy not only functions as a means of education, but also as a bridge to maintain cultural identity and foster tolerance in a diverse society. It is hoped that this article will provide insight for educators and policy makers in designing educational programs that are more relevant and responsive to the needs of the times.
Artikel ini membahas tentang peran nilai-nilai kearifan lokal budaya Lampung dalam mengembangkan literasi budaya peserta didik di abad ke-21. Dengan mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum pendidikan, peserta didik tidak hanya belajar tentang kekayaan budayanya, tetapi juga mengembangkan keterampilan literasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Melalui pendekatan multidisiplin, seperti ekonomi, seni, bahasa, dan literasi digital, Tapis Lampung digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang simbolisme, desain, dan pemasaran dalam konteks budaya lokal. Selain itu, artikel ini menyoroti pentingnya gerakan literasi berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Lampung, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, inovatif, dan mandiri. Dengan demikian, literasi budaya tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendidikan, tetapi juga sebagai jembatan untuk menjaga identitas budaya dan menumbuhkan toleransi dalam masyarakat yang beragam. Diharapkan artikel ini akan memberikan wawasan bagi para pendidik dan pembuat kebijakan dalam merancang program pendidikan yang lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan zaman.