PELESTARIAN SASTRA LISAN WAWANCAN DALAM UPAYA MEMBANGUN KESADARAN BUDAYA GENERASI MUDA DI PEKON SUKARATU
Abstrak:
Wawancan oral literature is a cultural tradition rich in moral, ethical, and philosophical values. This tradition is typically performed during various customary events such as weddings and title bestowals (adok). However, modernization and globalization have led to a decline in younger generations' interest in this tradition, particularly in Pekon Sukaratu, Pringsewu Regency, Lampung. This study aims to document and preserve wawancan oral literature using a qualitative approach with a case study method. Data were obtained through in-depth interviews and field observations. The findings reveal that wawancan oral literature plays a significant role in strengthening the cultural identity of the Lampung community, yet its preservation faces challenges such as lack of documentation, limited government support, and the influence of modernization. This study recommends documenting wawancan in written and audio-visual formats, introducing cultural education in schools, and modernizing the tradition’s presentation to engage younger audiences. Government support and collaboration with local communities are essential for developing sustainable preservation strategies.
Sastra lisan wawancan merupakan tradisi budaya yang kaya akannilai-nilai moral, etika, dan filosofi hidup. Tradisi ini biasanya ditampilkan dalam berbagai acara adat seperti pernikahan dan pemberian gelar (adok). Namun, modernisasi dan globalisasi telah menyebabkan penurunan minat generasi muda terhadap tradisi ini, terutama di Pekon Sukaratu, Kabupaten Pringsewu, Lampung.Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan melestarikan sastra lisan wawancan melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sastra lisan wawancan memiliki peran penting dalam memperkuat identitas budaya masyarakat Lampung, tetapi minimnya dokumentasi, dukungan pemerintah, serta pengaruh modernisasi menjadi tantangan besar dalam pelestariannya. Penelitian ini merekomendasikan dokumentasi dalam bentuk tulisan dan audio-visual, edukasi budaya di sekolah, serta pengemasan ulang tradisi dengan pendekatan modern untuk menarik minat generasi muda. Dukungan pemerintah dan kolaborasi dengan komunitas lokal juga diperlukan untuk menciptakan strategi pelestarian yang berkelanjutan.