JURNAL SELAKSA MAKNA

Jurnal Selaksa Makna merupakan wadah ilmiah yang khusus menyajikan hasil kajian koseptual/teoretis dan penelitian bidang bahasa, sastra, dan pembelajaran. Jurnal Selaksa Makna terbit empat kali dalam satu tahun, pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Jurnal Selaksa Makna diterbitkan oleh FKIP Universitas Lampung, melalui Laboratorium Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selaksa Makna Journal is a scientific forum that spe... Readmore

Current Issue

Jurnal Selaksa Makna merupakan wadah ilmiah yang khusus menyajikan hasil kajian koseptual/teoretis dan penelitian bidang bahasa, sastra, dan pembelajaran. Jurnal Selaksa Makna terbit empat kali dalam satu tahun, pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Jurnal Selaksa Makna diterbitkan oleh FKIP Universitas Lampung, melalui Laboratorium Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selaksa Makna Journal is a scientific forum that specifically presents the results of conceptual/theoretical studies and research in the fields of language, literature, and learning. Selaksa Makna Journal is published four times a year, in February, May, August, and November. Selaksa Makna Journal is published by the FKIP of the University of Lampung, through the Indonesian Language and Literature Learning Laboratory.

Published
2025-02-01

Articles

SEJARAH DAN PERAN TARI SIGEH PENGUNTEN SEBAGAI TRADISI DAN IDENTITAS KEBUDAYAAN LAMPUNG

This research aims to collect sufficient information about the History and Role of the Sigeh Pengunten Dance as a Tradition and Cultural Identity of Lampung. The research method used in this paper is a literature study, where the process of collecting several previous studies is carried out to answer about the History and Role of the Sigeh Pengunten Dance as a Tradition and Cultural Identity of Lampung. This Sigeh Pengunten Dance is a traditional dance typical of Lampung which is held when the community wants to welcome the arrival of an honorary guest This dance is one of the cultures, traditions and identities in an area is the art of traditional dance, this culture includes something that is created as an effort from the results of human thought that has been inherited and maintained from one generation to the next generation because of a certain goodness in its development.   Penelitian ini memiliki tujuan guna mengumpulkan informasi yang cukup mengenai Sejarah dan Peran Tari Sigeh Pengunten Sebagai Tradisi dan Identitas Kebudayaan Lampung. Metode penelitian yang digunakan pada tulisan ini adalah studi  literatur, dimana dilakukannya proses mengumpulkan beberapa penelitian sebelumnya untuk menjawab mengenai bagaimana Sejarah serta Peran dari Tari Sigeh Pengunten Sebagai Tradisi dan Identitas Kebudayaan Lampung. Tari Sigeh Pengunten ini adalah sebuah tarian tradisional khas Lampung yang diadakan saat masyarakat hendak menyambut kedatangan seorang tamu kerhormatan Tarian ini adalah salah satu budaya, tradisi serta identitas pada suatu daerah adalah seni tari tradisional, kebudayaan ini meliputi suatu hal yang diciptakan sebagai upaya dari hasil pemikiran manusia yang telah diwariskan serta dipertahankan dari satu generasi kegenerasi slanjutnya karena adanya sebuah kebaikan tertentu pada perkembangannya.

ANALISIS MAKNA PUISI “TIRAM” DAN “TIRAMKU JAMA NIKU” PADA BUKU SAMPIAN

Penelitian ini menganalisis tentang makna yang terkandung dalam puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” yang terdapat dalam buku sampian. Metode penelitian menggunakan metode studi pustaka. Puisi yang diambil dari buku Sampian (Antologi Puisi Dwibahasa Lampung-Indonesia) Cetakan 1, ISBN 978-623-53150-5-8 Diterbitkan oleh pustaka LABRAK. Dalam penelitian puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” pada buku sampian memiliki perbedaan dan persamaan antara puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku”. Puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” sama-sama memiliki makna yang tertuju untuk kekasih hati,mengingatkan tentang perjalanan hidup bersama orang tersayang, Susah dan senang yang selalu dilewati bersama, kenangan disetiap sudut dalam bentuk khayalan terlintas dan menjadi teringat kembali kepada kekasih hati, Serta ingatan masa-masa patah hati yang dialami yang mengakibatkan harusnya diakhiri hubungan kasih bersama kekasih hati. Sedangkan perbedaannya yaitu yang meliputi, Pada puisi “Tiram” menjelaskan tentang kerinduan terhadap kekasih pada masa-masa sekolah dengan beberapa tempat yang membuat kembali mengingat sang kekasih hati. Sedangkan pada puisi “Tiramku Jama Niku” menjelaskan tentang kerinduan, namun kerinduan yang dimaksud didalamnya bukan mengingatkan tentang kerinduan akan hal indah, namun lebih kepada rindu karena teringat masa-masa kelam dan patah hati karenanya, banyaknya penyesalan dan kabut hitam yang memebayanginya. Jadi, perbedaannya hanya terletak pada bagaimana arti rindu itu sendiri tersampaikan secara berbeda.   This research analyzes the meaning contained in the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" contained in the Sampian book. The research method uses the library study method. Poetry taken from the book Sampian (Lampung-Indonesian Bilingual Poetry Anthology) Print 1, ISBN 978-623-53150-5-8 Published by LABRAK library. In researching the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" in the accompanying book, there are differences and similarities between the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku". The poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" both have meanings aimed at the lover of the heart, reminding of the journey of life with loved ones, the difficulties and joys that are always passed together, memories in every corner in the form of fantasies flash and become remembered again by the lover heart, as well as memories of times of heartbreak that resulted in the end of the love relationship with your lover. While the differences include, the poem "Oysters" explains the longing for a lover during school days with several places that make you remember your lover again. Meanwhile, the poem "Tiramku Jama Niku" explains longing, but the longing referred to in it is not a reminder of longing for beautiful things, but rather longing because of remembering dark times and being heartbroken because of them, the many regrets and the black fog that hangs over them. So, the difference only lies in how the meaning of longing itself is conveyed differently.

UPAYA MELESTARKAN BUDAYA LAMPUNG SERUIT SEBAGAI SIMBOL KEBERSAMAAN DALAM BUDAYA KULINER LAMPUNG

Seruit adalah salah satu kuliner khas Lampung yang memiliki nilai filosofis mendalam terkait kebersamaan dan keharmonisan sosial. Tradisi ini bukan hanya mengutamakan cita rasa, tetapi juga mencerminkan semangat gotong royong dan penghormatan terhadap leluhur. Seruit menjadi simbol penting dalam kehidupan sosial masyarakat Lampung, terutama dalam acara adat dan pertemuan keluarga. Namun, dalam era modernisasi dan globalisasi, tradisi ini menghadapi tantangan besar, seperti perubahan gaya hidup dan berkurangnya minat generasi muda terhadap kuliner tradisional. Untuk itu, pelestarian seruit memerlukan berbagai upaya yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Upaya ini bisa dilakukan dengan mengenalkan seruit melalui media sosial, pengembangan produk seruit modern, serta mengadakan festival kuliner. Pelestarian seruit juga membuka peluang bagi pengembangan ekonomi daerah, khususnya dalam sektor pariwisata dan kuliner. Seruit berpotensi menjadi ikon budaya Lampung yang mendunia, memperkenalkan budaya lokal sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan tradisi seruit dapat memperkokoh identitas budaya Lampung dalam menghadapi tantangan zaman.   Seruit is a traditional dish from Lampung, Indonesia, that holds profound philosophical values related to social harmony and togetherness. This tradition not only emphasizes flavor but also reflects the spirit of mutual cooperation and respect for ancestors. Seruit serves as a vital symbol in the social life of the Lampung community, particularly in traditional ceremonies and family gatherings. However, in the face of modernization and globalization, this tradition faces significant challenges, such as lifestyle changes and a decreasing interest among younger generations in traditional cuisine. Therefore, the preservation of seruit requires various efforts involving society, the government, and the private sector. These efforts could include promoting seruit through social media, developing modern seruit products, and organizing culinary festivals. The preservation of seruit also presents opportunities for local economic development, particularly in tourism and culinary sectors. Seruit has the potential to become a global cultural icon of Lampung, introducing local culture while improving community welfare. The continuity of the seruit tradition strengthens the cultural identity of Lampung in the face of modern challenges.

ANALISIS KONTRASTIF KATA SAPAAN/PANGGILAN DALAM KELUARGA PADA MASYARAKAT LAMPUNG DIALEK A/O

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan fungsi ragam kata sapaan atau panggilan dalam hubungan kekerabatan terutama dalam keluarga yang ada di masyarakat Lampung baik dialek A/O. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis kontrastif yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan dua bahasa yang sama. Data diperoleh dari hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Lampung di Universitas Lampung. Hasil penelitian menunjukkan banyaknya keberagaman kata sapaan yang ada ditengah masyarakat Lampung dari berbagai daerah. Variasi kata sapaan ini mengalami keseimbangan dalam Bahasa Lampung baik dari dialek A maupun dialek O.   This study aims to analyze and explain the function of various greeting words or calls in kinship relations, especially in families in the Lampung community, both in the A/O dialect. This study uses a quantitative approach method. Data analysis used contrastive analysis, namely comparing the similarities and differences of the two languages. The data were obtained from the results of filling out a questionnaire conducted by students of the Lampung Language Education study program at the University of Lampung. The results of the study show that there is a great diversity of greeting words in the midst of the people of Lampung from various regions. This variation of greeting words experiences a balance in the Lampung language, both from dialect A and dialect O.

EKSPLORASI SENI GITAR TUNGGAL DI KELURAHAN KOMERING AGUNG

Seni gitar tunggal Lampung di Komering Agung adalah manifestasi seni yang kaya dan beragam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas masyarakat di wilayah ini. Abstrak ini membawa kita dalam perjalanan melalui eksplorasi musik gitar tunggal, mengungkapkan akar sejarahnya, karakteristik uniknya, serta peran pentingnya dalam kehidupan sehari-hari dan perayaan budaya. Musik gitar tunggal ini merupakan ekspresi artistik yang mendalam dan beragam, mencerminkan kekayaan kreativitas dan keberlanjutan tradisi dalam masyarakat Komering Agung. Dengan menggali lebih dalam ke dalam seni gitar tunggal Lampung, kita dapat memahami bagaimana seni ini berfungsi sebagai penghubung antara dua masa yakni masa kini dan masa lalu, serta sebagai medium  pendukung warisan budaya yang tak ternilai dalam masyarakat ini.   Lampung solo guitar art in Komering Agung is a rich and varied artistic manifestation that is an inseparable part of the culture and identity of the people of this region. This abstract takes us on a journey through an exploration of solo guitar music, revealing its historical roots, unique characteristics, and important role in everyday life and cultural celebrations. This solo guitar music is a deep and varied artistic expression, reflecting the rich creativity and continuity of tradition in the Komering Agung community. By digging deeper into Lampung solo guitar art, we can understand how this art functions as a link between two eras, namely the present and the past, as well as a medium to support the invaluable cultural heritage of this society.

Indexer Sites