Analisis pengaruh budaya bӧwӧ (Mahar) terhadap generasi Nias
Abstract:
Nias Island is one of the many islands in Indonesia, the island of Nias has an area of 5,121 km parallel and is located in the west of the island of Sumatra, and is inhabited by the majority of the Nias tribe. In ancient times, the people of Nias tribe upheld customs as a foundation in carrying out daily life activities and were very obedient. For the people of Nias, the essence of marriage is not only an alliance of life between the bride and groom, but also a kinship alliance (fambambatӧsa) between the extended families of the bride and groom. In establishing kinship and kinship, (famakhai sitenga bo'ӧ). In addition, marriage becomes a means to realize mutual empathy, mutual cooperation, help, and mutual responsibility. This research aims to analyze the influence of böwö (dowry) culture on the generation of Nias. This research uses qualitative research methods and the data source used is primary data generated from interviews with informants. Data analysis is done through four stages, namely, data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. Based on the results of research analyzing the influence of böwö (dowry) culture on the generation of Nias shows that in Nias customary law the meaning of bӧwӧ (dowry) is an expression of love, or an offering given by the bridegroom to the parents of the woman he is going to marry.
Pulau Nias adalah salah satu dari banyaknya pulau di Indonesia, pulau Nias memiliki luas 5.121 km sejajar dan terletak disebelah barat pulau sumatera, serta dihuni oleh mayoritas suku Nias. Pada zaman dahulu, masyarakat suku Nias menjunjung tinggi adat sebagai landasan dalam menjalani aktifitas hidup sehari-hari dan sangat di patuhi. Nias yang salah satunya adalah adat dalam pesta pernikahan. Bagi masyarakat Nias, hakikat pernikahan bukan hanya persekutuan seluruh hidup antara mempelai lelaki dan perempuan, melainkan juga pesekutuan kekeluargaan (fambambatӧsa) antara keluarga besar pihak laki-laki dan pihak perempuan. Dalam menjalin kekerabatan dan kekeluargaan, (famakhai sitenga bo’ӧ). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan adalah data primer yang dihasikan dari hasil wawancara kepada informan. Analisis data dilakukan melalui empat tahap yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian analisis pengaruh budaya böwö (mahar) terhadap generasi nias menunjukan bahwa Dalam hukum adat Nias arti dari bӧwӧ (mahar) ialah ungkapan kasih, atau jujuran yang diberikan oleh mempelai laki-laki kepada orangtua perempuan yang akan dinikahinya.