ANALISIS MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM HENDRI-HENDRI PADA TRADISI PERNIKAHAN ADAT NIAS (KAJIAN PRAGMATIK)
Abstrak:
This research aims to analyze the meaning contained in hendri-hendri in the Nias traditional wedding tradition. This research uses qualitative research methods with an ethnographic approach. Researchers used research instruments in the form of question sheets, documentation, as well as research evidence in the form of video recordings and photographs during interviews. Based on the results of this study, the implementation of hendri-hendri in the Nias traditional wedding tradition explains that hendri-hendri is a speech that is delivered subtly and as an addition / complement to the event. The speech is more like a poem that is sung and has a tone (note). There are 2 meanings contained in this hendri-hendri, namely: 1) Exalting the Opponent of speech performed by the Speaker or Sowatὂ. 2) Humbling oneself which is done by the Opponent or Tome. The principle of politeness contained in hendri-hendri includes the maxim of generosity, seen from the respect of the speaker or sowatὂ who respects every gift given by the interlocutor, then the maxim of appreciation on the part of the speaker in this case uses good and polite language towards the interlocutor or the tome.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis makna yang terkandung dalam hendri-hendri pada tradisi pernikahan adat Nias. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa lembar pertanyaan, dokumentasi, juga bukti penelitian berupa rekaman vidio dan foto-foto pada saat wawancara. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, pelaksanaan hendri-hendri pada tradisi pernikahan adat Nias menjelaskan bahwa hendri-hendri merupakan tuturan yang disampaikan secara halus dan sebagai tambahan/pelengkap acara. Tuturannya lebih ke syair yang di nyanyikan dan memiliki nada (note). Ada 2 makna yang terkandung dalam hendri-hendri ini yaitu: 1) Meninggikan Lawan tutur yang dilakukan oleh Penutur atau Sowatὂ. Makna ini terlihat dari syair Hendri-hendri dalam tindak tutur yang dilakukan Sowato (Penutur), 2) Merendahkan diri yang dilakukan oleh Lawan tutur atau Tome. Prinsip kesopanan yang terdapat dalam hendri-hendri meliputi Maksim kedermawanan, terlihat dari rasa hormat penutur atau sowatὂ yang menghormati setiap pemberian yang diberikan lawan tutur, selanjutnya maksim penghargaan pihak penutur dalam hal ini menggunakan bahasa yang baik dan santun terhadap lawan tutur atau pihak tome.