Jurnal Punyimbang

Jurnal Punyimbang adalah media publikasi yang bertujuan untuk menjadi sumber akademis pada studi pendidikan bahasa, sastra, masyarakat, dan budaya. Jurnal Punyimbang menerbitkan artikel hasil penelitian asli, artikel ulasan, dan studi kasus yang berfokus pada pendidikan bahasa, sastra, masyarakat, budaya, dan topik terkait lainnya. Jurnal Punyimbang terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Mei dan Oktober.

Readmore

Jurnal Punyimbang adalah media publikasi yang bertujuan untuk menjadi sumber akademis pada studi pendidikan bahasa, sastra, masyarakat, dan budaya. Jurnal Punyimbang menerbitkan artikel hasil penelitian asli, artikel ulasan, dan studi kasus yang berfokus pada pendidikan bahasa, sastra, masyarakat, budaya, dan topik terkait lainnya. Jurnal Punyimbang terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Mei dan Oktober.

Published
2023-10-01

Articles

ANALISIS PEMAHAMAN BAHASA LAMPUNG TERHADAP PENUTUR SMENDO

Abstract This study aims to analyze the understanding of Lampung language among Smendo speakers, and to identify the factors that influence and challenges in preserving the language. A descriptive qualitative approach was used through in-depth interviews, field observations, and literature studies. The results of the study indicate that the understanding of Lampung language is greatly influenced by age, social environment, education, and technology. The older generation understands Lampung language better due to involvement in cultural traditions, while the younger generation dominates Indonesian due to the influence of formal education and social media. Linguistic assimilation in economic life results in a functional understanding of Lampung language, although limited to basic vocabulary. The main challenges include the lack of regional language education resources, weak individual motivation, and negative perceptions of the community who consider regional languages less relevant. Digital technology shows great potential in language preservation through creative content such as learning videos, mobile applications, and cultural campaigns on social media. This study recommends strengthening regional language education through teacher training and innovative teaching materials, utilizing technology to attract the younger generation, and empowering local communities. In addition, the integration of Lampung language in the creative economy and tourism can increase public appreciation of regional languages. This strategy is expected to support the preservation of the Lampung language in a sustainable manner and strengthen the cultural identity of the community amidst modernization.   Abstak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman bahasa Lampung di kalangan penutur Smendo, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi dan tantangan dalam pelestarian bahasa tersebut. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman bahasa Lampung sangat dipengaruhi oleh usia, lingkungan sosial, pendidikan, dan teknologi. Generasi tua lebih memahami bahasa Lampung karena keterlibatan dalam tradisi budaya, sedangkan generasi muda lebih mendominasi bahasa Indonesia akibat pengaruh pendidikan formal dan media sosial. Asimilasi linguistik dalam kehidupan ekonomi menghasilkan pemahaman fungsional terhadap bahasa Lampung, meskipun terbatas pada kosakata dasar. Tantangan utama meliputi minimnya sumber daya pendidikan bahasa daerah, lemahnya motivasi individu, dan persepsi negatif masyarakat yang menganggap bahasa daerah kurang relevan. Teknologi digital menunjukkan potensi besar dalam pelestarian bahasa melalui konten kreatif seperti video pembelajaran, aplikasi mobile, dan kampanye budaya di media sosial. Penelitian ini merekomendasikan penguatan pendidikan bahasa daerah melalui pelatihan guru dan materi ajar inovatif, pemanfaatan teknologi untuk menarik generasi muda, dan pemberdayaan komunitas lokal. Selain itu, integrasi bahasa Lampung dalam ekonomi kreatif dan pariwisata dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap bahasa daerah. Strategi ini diharapkan mampu mendukung pelestarian bahasa Lampung secara berkelanjutan dan memperkuat identitas budaya masyarakat di tengah modernisasi.

ANALISIS SASTRA BANDINGAN PADA PUISI “LEHOTMU” DENGAN PUISI “BERDIRI AKU”

Abstract His research aims to analyze the elements of comparative literature in two poems, namely “Lehotmu” by Ariani Rosa Lesmana and “Berdiri Aku” by Amir Hamzah. The main problem studied is how to analyze the elements of comparative literature in the two poems. The method used in this research is literature study, with the main sources coming from the book Sampian (Anthology of Lampung-Indonesian Bilingual Poetry) and Poetry Theory and Appreciation. The poem “Lehotmu” describes a profound experience related to death and loss, where the main character reflects feelings of fear and despair after experiencing loss. The setting, such as twilight and night, adds to the emotional atmosphere of the poem. In contrast, the poem “Berdiri Aku” emphasizes the spiritual and emotional journey of a person trying to find the meaning of life in the midst of loneliness and uncertainty. Nature serves as a symbol of the character's feelings in the face of doubt and anxiety, but it also shows the determination to continue searching for meaning even though they have not yet found the answer. Both poems provide a deep reflection on the human condition that often faces darkness before reaching enlightenment.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur sastra bandingan pada dua puisi, yaitu “Lehotmu” karya Ariani Rosa Lesmana dan “Berdiri Aku” karya Amir Hamzah. Permasalahan utama yang dikaji adalah bagaimana menganalisis unsur sastra bandingan dalam kedua puisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, dengan sumber utama berasal dari buku Sampian (Antologi Puisi Dwibahasa Lampung-Indonesia) dan Teori dan Apresiasi Puisi. Puisi "Lehotmu" menggambarkan pengalaman mendalam terkait dengan kematian dan kehilangan, di mana tokoh utama merefleksikan perasaan takut dan putus asa setelah mengalami kehilangan. Latar yang digambarkan, seperti waktu senja dan malam, menambah atmosfer emosional puisi ini. Sebaliknya, puisi "Berdiri Aku" lebih menonjolkan perjalanan rohani dan emosional seseorang yang berusaha menemukan makna hidup di tengah kesendirian dan ketidakpastian. Alam berfungsi sebagai simbol perasaan tokoh dalam menghadapi keraguan dan kegelisahan, namun juga menunjukkan tekad untuk terus mencari makna meski belum menemukan jawabannya. Kedua puisi ini memberikan refleksi mendalam tentang kondisi manusia yang sering kali menghadapi kegelapan sebelum mencapai pencerahan.

MITOS LARANGAN MENIKAH 2 SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM KURUN WAKTU SATU TAHUN DIDESA PAKUAN RATU WAYKANAN

Abstract This article reveals how two Arabic consonant sounds: the glottal stop and the pharyngeal sis are pronounced by native speakers of the Lampung language when reciting Surah Al-Fatihah. The theory used in this research is articulatory phonetics. Using this theory, each sound is described and analyzed according to place, way of articulation and sound. Data in the form of sound recordings from speakers of the Arabic language of the Al-Qur’an and speakers of the Lampung language were transcribed using the International Phonetic Alphabet (AFI), and described based on place, method of articulation and sound. To see the visualization of the sound, researchers used tools in the form of a computer program, Praat. Using the contrastive analysis method, researchers analyzed the differences in the features of the two sounds. The results of the research show that there are 6 pronunciations of glottal consonant sounds and 6 pronunciations of pharyngeal consonant sounds in Surah Al-Fatihah. These two consonant sounds are each pronounced as a vowel sound by native Lampung speakers. This research concludes that there is a change in the sound of the Arabic language of the Koran in the pronunciation of Surah Al-Fatihah by native Lampung speakers.   Abstrak Dalam Islam pernikahan adalah salah satu hal yang dianjurkan oleh Rasullullah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pernikahan yakni: syarat, rukun dan larangan pernikahan. Namun telah terjadi di suatu kampung yang melarang menikah 2 saudara kandung laki-laki dan perempuan dalam kurun waktu satu tahun didesa pakuan ratu waykanan hal ini disebabkan oleh faktor yang terjadi di masyarakat diakibatkan karna kampung Pakuan Ratu memiliki bukti yang telah terjadi dikampung tersebut. Jika dilakukan maka akan terjadi malapetaka jika mereka tetap melangsungkan pernikahan dan dalam hal ini maka akan terjadi suatu akibat yang ditimbulkan antara kedua belah pihak yakni: Mandul, gila, sakit-sakitan, hilang bahkan akan sampai meninggal dunia. Dan semenjak adanya faktor tersebut maka masyarakat yang berada di Pakuan Ratu melarang putra-putri mereka untuk menikah secara bersamaan dalam satu tahun, dan justru mereka lebih merelakan anak gadis mereka untuk tidak menikah dari pada harus menikah secara bersamaan. Sehingga dari latar belakang yang ada maka penulis melakukan penelitian.

PISAAN SEBAGAI WADAH PENANAMAN MORAL DALAM ACARA INTAR TERANG MASYARAKAT PAKUAN RATU

Abstract This research study is used as a forum for instilling values ​​in society. The aim of the research entitled "pisaan as a forum for instilling moral ​​in wedding ceremonies in the Pakuan Ratu community" describes the function and role of pisaan in a society. Apart from being entertainment, Pisaan can also be used as a fun place for moral cultivation and of course has a different impression. This research uses qualitative descriptive research. Apart from being used as entertainment, it is also a place to instill moral values ​​in society. Because pisaan is a form of poetry which always contains advice for the bride. This advice will become a guide or guideline for the bride to make her family harmonious and happy. This piasaan is conveyed by singing. Usually at the intar bright event the pisaan is sung by the grandfather or grandmother from the girl's side as a farewell greeting and to give advice to the bride. Pisaan also serves as an accompaniment to the bride's release to the bridal car to go to the groom's house together with the entourage.   Abstrak Kajian Penelitian ini ialah pisaan sebagai wadah penanaman nilai pada masyarakat. Tujuan penelitian yang berjudul “pisaan sebagai wadah penanaman  moral dalam acara  intar terang pamasyarakat pakuan ratu” mendeskripsikan fungsi  dan peran pisaan dalam suatu masyarakat. Selain sebagai hiburan pisaan juga dapat digunakan sebagai wadah penanaman moral yang menyenagkan dan tentunya memiliki kesan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan  penelitian deskriptif kualitatif. Selain digunakan sebagai sebuah hiburan pisaan menjadi wadah penanaman niali moral pada masyarakat. Sebab pisaan merupakan bentuk puisi yang isi di dalamnya selalu mengandung nasehat  untuk  mempelai wanita. Nasihat itulah  yang akan menjadi sebuah pegangan atau titian bagi  mempelai wanita agar menjadikan keluarganya harmonis dan bahagia. Piasaan  ini disampaikan dengan cara bernyanyi. Biasanya dalam acara intar terang  pisaan dilantunkan oleh bakas atau atu dari pihak gadis sebagai ucapakn perpisahan serta memberikan nasihat kepada mempelai wanita. Pisaan juga sebagai pengiring  pelepasan mempelai wanita menuju mobil pengantin untuk menuju ke rumah pihak laki-laki bersama di  dengan rombongan.

Batu Melekup: Transformasi Nilai Luhur dalam Pendidikan Karakter Pelajar Melalui Pembelajaran Berbasis Kreatif Lokal

Abstract The phenomenon that occurs, many children who start to be brave against their parents and even say rude things, is very concerning. This is one sign that the child's character has deteriorated. Character can be interpreted as character, character, psychological traits, personality, and morals that distinguish a person from others. This research aims to examine the value contained in the folklore of Batu Melekup to be applied as a learning resource to improve student character. Batu Melekup is one of the folktales in Lampung. This research uses qualitative research methods with interview data collection techniques. Based on the research, it was found that Batu Melekup folklore teaches about the struggle and great love of mothers. This story also teaches to always obey and not disobey the mother. The values contained in the Batu Melekup story contribute to character education, by transforming the values that have been taught by the ancestors. This research is very important because it can be a solution to improve student character and as an effort to preserve Lampung's oral literary heritage. It is hoped that the results of this study can be a reference for utilizing Batu Melekup folklore as a learning resource in character education.   Abstrak Fenomena yang terjadi, banyak anak yang mulai berani melawan orang tua bahkan sampai berkata kasar menjadi hal yang sangat memprihatinkan. Hal tesebut merupakan salah satu tanda bahwa karakter anak tersebut telah memburuk. Karakter dapat diartikan sebagai watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, kepribadian, dan akhlak yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai yang terkadung dalam cerita rakyat Batu Melekup untuk di implikasikan sebagai salah satu sumber belajar untuk meningkatkan karakter siswa. Batu Melekup merupakan salah satu cerita rakyat yang ada di Lampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil bahwa cerita rakyat Batu Melekup mengajarkan akan perjuangan dan rasa kasih sayang ibu yang sangat besar. Cerita ini juga mengajarkan untuk selalu patuh dan tidak durhaka kepada ibu. Nilai yang terkandung dalam cerita Batu Melekup memberikan sumbangsih bagi pendidikan karakter, dengan mentransformasi nilai yang telah diajarkan oleh pada leluhur. Penelitian ini sanagt penting karena dapat menjadi solusi untuk meningkatkan karakter siswa dan sebagai upaya pelestarian warisan sastra lisan Lampung. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk memanfaatkan cerita rakyat Batu Melekup sebagai sumber belajar dalam pendidikan karakter.  

Indexer Sites