PELATIHAN MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN YANG AKTIF DAN EFEKTIF BAGI GURU SMA DI SMA YP UNILA
Abstract:
Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar guru adalah masih terbatasnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan pengajaran yang aktif dan juga efektif. Selama ini, guru-guru masih mengajar dengan metode konvensional dengan metode yang kurang memberikan waktu pada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sebagai pembelajar yang sulit untuk mengikuti pelajaran hanya dengan cara mendengarkan, siswa butuh mendapatkan pembelajaran yang aktif dan juga efektif. Oleh sebab itu, perlu adanya pelatihan pembelajaran yang Aktif dan Efektif juga memungkinkan untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran secara daring. Dalam fase pelatihan, tim pengabdian mengundang guru-guru di SMA YP Unila untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan secara luring (luar jaringan/ offline) di ruang pertemuan SMA YP Unila. Kegiatan pelatihan dihadiri oleh 20 orang guru dari berbagai mata pelajaran. Kegiatan pengabdian berjalan sesuai dengan rencana dan ekspektasi. Respon para peserta pelatihan sangat positif. Hal ini terlihat dari keterlibatan mereka dalam diskusi dan antusiasme saat menyimak materi yang dipaparkan oleh narasumber. Sebagai tindak lanjut, para guru diminta untuk mengembangkan kelas digital melalui platform gather.town, dan berkoordinasi melalui grup WhatsApp untuk terus meng-update perkembangan kelas digital yang mereka buat. Adapun peran para narasumber di tahapan selanjutnya ini adalah sebagai pemberi masukan, rekan diskusi, serta validator.
The problem faced by most teachers is the limited knowledge and ability of teachers to create and implement active and effective teaching. So far, teachers still teach using conventional methods that do not give students enough time to be active in learning. As learners who find it difficult to follow lessons just by listening, students need to receive active and effective learning. Therefore, there is a need for active and effective learning training that can also be applied in online learning processes. In the training phase, the service team invited teachers at SMA YP UNILA to participate in training activities held offline in the meeting room of SMA YP UNILA. The training session was attended by 20 teachers from various subjects. The community service activities are proceeding according to plan and expectations. The response from the training participants was very positive. This is proved by their involvement in the discussion and enthusiasm while listening to the material presented by the speaker. As a follow-up, teachers are asked to develop digital classes through the gather.town platform and coordinate via WhatsApp groups to continuously update the progress of the digital classes they create. The role of the informants in the next stages is to provide input, be discussion partners, and serve as validators.
Most read articles by the same author(s)
- Endang Komariah, Ag. Bambang Setiyadi, Deddy Supriady, Lilis Sholihah, PELATIHAN PERANCANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU BAGI GURU SMP DAN SMK YAYASAN AMAL BAKTI JATI MULYO KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN , Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Vol. 3 No. 2, Okt (2024): Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
- Cucu Sutarsyah, Hery Yufrizal, Budi Kadaryanto, Endang Komariah, PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM MERENCANKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS TPACK UNTUK GURU BAHASA INGGRIS DI SMP DI KECAMATAN TELUK PANDAN, KAB. PESAWARAN MELALUI KEGIATAN MGMP , Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Vol. 3 No. 2, Okt (2024): Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat