J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia is a biannual journal (April and September) published by the Master of Indonesian Language and Literature Education study program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Lampung.

The journal aims to promote the development of links between research in education, linguistics, applied linguistics, arts, as well as literature and its application in professional and educational settings. Therefore, the journal in... Readmore

J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia is a biannual journal (April and September) published by the Master of Indonesian Language and Literature Education study program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Lampung.

The journal aims to promote the development of links between research in education, linguistics, applied linguistics, arts, as well as literature and its application in professional and educational settings. Therefore, the journal invites researchers, scholars, students to submit their research articles and literature reviews for publication in this journal.

Previous Website OJS-2: [

ISSN
2355-4061 (printed) | 2830-5256 (online)
Published
2025-09-10
sinta-4

Articles

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA ACARA TV STAND UP COMEDY “LAPOR PAK!”

In linguistic studies, pragmatics is a branch of science that studies how context influences the interpretation of the meaning of utterances. One of the key concepts in pragmatics is speech acts. This research aims to analyze the form of illocutionary speech acts with objects in the Stand Up Comedy TV show "Lapor Pak!"  Episode "Beni Becomes a Witness in the Djihan Rianti Case". The research method used was descriptive qualitative with the subject of a Stand Up Comedy TV show Report Pak! On the YouTube platform. Data collection is carried out using documentation techniques, which means collecting data by recording existing data. The research results showed that 54 data were found. From the research results, the form of assertive illocutionary speech acts with the function of stating dominates with 13 data, the function of informing with 8 data, the function of claiming and reporting with 2 data. In the second category, directive illocutionary speech acts, the function of requesting 16 data, the function of commanding 5 data, the function of requesting 4 data, and the function of prohibiting and asking each found 2 data.   Dalam kajian linguistik, pragmatik merupakan cabang ilmu yang mempelajari bagaimana konteks memengaruhi penafsiran makna ujaran. Salah satu konsep kunci dalam pragmatik adalah tindak tutur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk tindak tutur ilokusi dengan objek dalam acara Stand Up Comedy TV “Lapor Pak!” Episode “Beni Jadi Saksi Kasus Djihan Rianti”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek acara Stand Up Comedy TV ”Lapor Pak!” pada platform YouTube. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat data-data yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 54 data. Dari hasil penelitian, bentuk tindak tutur ilokusi asertif dengan fungsi menyatakan mendominasi dengan 13 data, fungsi menginformasikan dengan 8 data, fungsi mengklaim dan melaporkan dengan 2 data. Pada kategori kedua, tindak tutur ilokusi direktif, fungsi meminta sebanyak 16 data, fungsi memerintah sebanyak 5 data, fungsi meminta sebanyak 4 data, dan fungsi melarang serta meminta masing-masing sebanyak 2 data.

STRATA SOSIAL DALAM NOVEL RASINA KARYA IKSAKA BANU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

This study aims to describe the social stratification in the novel Rasina by Iksaka Banu using a structuralist approach and to identify its implications for the teaching of Indonesian language in senior high schools. The analysis focuses on intrinsic elements such as characters, plot, setting, and theme, as well as their interrelations in shaping meaning and conveying social messages. The method used is content analysis, with data sourced from narrative, dialogue, and social conflicts within the novel. The data were analyzed through three main stages: categorization, interpretation, and synthesis. The findings reveal 312 instances illustrating three social classes: bourgeoisie, middle class, and proletariat. Social inequality is reflected through wage disparity and exploitation of the proletarian class, leading to class consciousness and social struggle among the characters. These findings have pedagogical implications for literature teaching in high schools, particularly through the analysis of intrinsic and extrinsic literary elements. The study also proposes the development of a teaching module based on Rasina to enhance students' critical thinking and social awareness, aligning with the goals of the Merdeka Curriculum and the Pancasila Student Profile.   Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strata sosial dalam novel Rasina karya Iksaka Banu menggunakan pendekatan strukturalisme, serta mengidentifikasi implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Analisis dilakukan dengan mengkaji unsur intrinsik seperti tokoh, alur, latar, dan tema, serta keterkaitannya dalam membentuk makna dan pesan sosial. Metode yang digunakan adalah analisis isi dengan data berupa narasi, dialog, dan konflik sosial dalam novel. Data dianalisis melalui tiga tahap: kategorisasi, interpretasi, dan sintesis. Hasil penelitian menunjukkan adanya 312 data yang menggambarkan tiga kelas sosial: borjuis, menengah, dan proletar. Ketimpangan sosial tercermin melalui ketidakadilan upah dan eksploitasi kelas proletar, yang memunculkan kesadaran kelas dan perjuangan sosial dalam diri tokoh-tokohnya. Implikasi dari temuan ini dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra di SMA melalui analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik. Penelitian ini juga mengusulkan pengembangan modul ajar berbasis Rasina untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman sosial siswa, sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila.

ANALISIS PRESUPOSISI DALAM DEBAT PEMILIHAN PRESIDEN PRANCIS ANTARA EMMANUEL MACRON DAN MARINE LE PEN TAHUN 2022

Presupposition is an important concept in pragmatics that can help explain how the meaning of an utterance can change according to the context and the shared knowledge of the speaker and listener. Therefore, this research aims to identify and analyze the types of presuppositions in the debate between Emmanuel Macron and Marine Le Pen in the 2022 French presidential election. This research uses a qualitative descriptive approach with a note-taking technique to collect and process data systematically. The data analyzed are in the form of utterances from both candidates obtained through the TF1 INFO YouTube channel. Subsequently, the data is analyzed using the presupposition theory proposed by Yule (1996) to identify various types of presuppositions contained in the utterances. Based on the results of the analysis, 269 utterances were found containing various types of presuppositions, namely 67 utterances of existential presuppositions, 139 utterances of factual presuppositions, 24 utterances of lexical presuppositions, 15 utterances of structural presuppositions, 11 non-factive presuppositions, and 13 utterances of counterfactual presuppositions. Thus, the results of this study provide an overview of the presuppositions that emerge in official conversations through political debates.   Presuposisi merupakan konsep penting dalam pragmatik yang dapat membantu menjelaskan bagaimana makna sebuah tuturan dapat berubah tergantung pada konteks dan pengertahuan yang dibagikan oleh penutur dan pendengar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis jenis-jenis presuposisi dalam debat antara Emmanuel Macron dan Marine Le Pen pada pemilihan presiden Prancis tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik simak catat untuk mengumpulkan dan mengolah data secara sistematis. Data yang dianalisis berupa tuturan dari kedua kandidat yang diperoleh melalui kanal YouTube TF1 INFO. Selanjutnya, data tersebut dianalisis menggunakan teori presuposisi yang dikemukakan oleh Yule (1996) untuk mengidentifikasi berbagai jenis presuposisi yang terdapat dalam tuturan. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan sebanyak 269 tuturan yang mengandung enam jenis presuposisi, yaitu presuposisi eksistensial 67 tuturan, presuposisi faktif 139 tuturan, presuposisi leksikal 24 tututan, presuposisi struktural 15 tuturan, presuposisi nonfaktif 11, dan presuposisi kontrafaktual 13 tuturan. Dengan demikian, hasil kajian ini memberikan gambaran tentang presuposisi yang muncul dalam percakapan resmi melalui debat politik.  

ANALISIS KESALAHAN PENERJEMAHAN PADA TAKARIR FILM THE INTOUCHABLES

This research discusses translation errors in the movie captions of The Intouchables. The purpose of this study is to identify and describe the types of translation errors in the movie subtitles and their causal factors. This research uses descriptive qualitative method. The source of the data is the French and Indonesian subtitles of The Intouchables. The data in this study are the dialog fragments of the characters of The Intouchables that have translation errors. The data collection technique uses free listening technique and note-taking technique as the follow-up technique. The data were then analyzed using Mossop's (2014) theory of editing and revision parameters. The results show that there are 88 translation errors and it can be summarized that of the twelve parameters, there are three parameters that are the largest, which is accuracy at 29.5%, mechanics at 26.1% and completeness at 15.9%. The other parameters are Sub-language 10.2%, Smoothness 8%, Facts 5.7%, Logic 3.4% and Tailoring 1.1%. The causes of these errors are due to lack of mastery of Source Language, vocabulary, grammatical knowledge of BSa, additional knowledge and lack of focus on the storyline. Penelitian ini membahas tentang kesalahan penerjemahan yang ada pada takarir film The Intouchables. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan penerjemahan pada takarir film beserta faktor-faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data adalah takarir film The Intouchables dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia. Data dalam penelitian ini berupa penggalan dialog para tokoh film The Intouchables yang memiliki kesalahan terjemahan, Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat sebagai teknik lanjutannya. Data kemudian dianalisis menggunakan teori parameter penyuntingan dan revisi Mossop (2014). Hasil menunjukkan bahwa terdapat 88 kesalahan terjemahan dan dapat disimpulkan bahwa dari kedua belas parameter tersebut, terdapat tiga parameter yang paling besar, yaitu accuracy sebanyak 29.5%, mechanics sebanyak 26.1% dan completeness 15.9%. Parameter lainnya yaitu Sub-language 10.2%, Smoothness 8%, Facts 5.7%, Logic 3.4% dan Tailoring 1.1%. Adapun penyebab dari terjadinya kesalahan-kesalahan ini adalah karena kurangnya penguasaan BSu, perbendaharaan kosakata, penguasaan gramatikal BSa, pengetahuan tambahan dan kurang fokus pada alur cerita.

EKSISTENSI PEREMPUAN DALAM NOVEL RAGAM NI SI MARIAN KARYA KARTINI SJAHRIR: KAJIAN FEMINISME EKSISTENSIALIS SIMONE DE BEAUVOIR

This research aims to examine the forms of women's existence in the novel "Ragam Ni Si Marian" by Kartini Sjahrir. The method used is qualitative descriptive with the existentialist feminist theory of Simone de Beauvoir. The results of the study in the novel "Ragam Ni Si Marian" by Kartini Sjahrir reveal four forms of women's existence, which include women being able to work, intellectual women, women working to achieve social transformation, and women rejecting their otherness. All four are illustrated through the female characters in the novel, namely Marian, Margriet, and Henrietta. Thus, the novel "Ragam Ni Si Marian" not only showcases but also serves as a social critique of society regarding gender injustice against women and provides insight into the importance of women's existence.   Penelitian ini bertujuan mengkaji bentuk-bentuk eksistensi perempuan dalam novel Ragam Ni Si Marian karya Kartini Sjahrir. Metode yang digunakan ialah deskriptif kualitatif dengan teori feminisme eksistensialis Simone de Beauvoir. Hasil penelitian dalam novel Ragam Ni Si Marian karya Kartini Sjahrir menunjukkan empat bentuk eksistensi perempuan yang mencakup perempuan dapat bekerja, perempuan intelektual, perempuan bekerja untuk mencapai transformasi sosial, dan perempuan menolak keliyanannya. Keempatnya diperlihatkan melalui tokoh-tokoh perempuan dalam novel, yaitu Marian, Margriet, dan Henrietta. Dengan demikian, novel Ragam Ni Si Marian memperlihatkan sekaligus menjadi kritik sosial bagi masyarakat mengenai ketidakadilan gender terhadap perempuan dan menjadi wawasan mengenai pentingnya eksistensi perempuan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 ULU IDANOTAE

Based on observations at SMP Negeri 2 Ulu Idanotae, the ability of seventh-grade students to write official letters is still low, especially in terms of structure, language, and content. This study aims to improve students’ skills in writing official letters through the implementation of the Student Teams Achievement Division (STAD) learning model in the 2024/2025 academic year. The research used Classroom Action Research (CAR) with four stages: planning, action, observation, and reflection. The results showed significant improvement. In Cycle I, students’ writing skills increased from 50% in the first meeting to 70% in the second meeting, while in Cycle II, they rose from 80% to 90%. Students’ learning activities also improved from 25%–73% in Cycle I to 80%–87% in Cycle II. Furthermore, the average test score increased from 68.2% in Cycle I to 86.3% in Cycle II. Thus, the STAD model is proven effective in enhancing students’ ability to write official letters. Keywords: Writing, Official Letter, STAD   Abstrak Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 2 Ulu Idanotae, kemampuan siswa kelas VII dalam menulis surat dinas masih rendah, terutama pada aspek struktur, bahasa, dan isi surat. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan menulis surat dinas melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada tahun ajaran 2024/2025. Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan. Pada siklus I, keterampilan menulis siswa meningkat dari 50% pada pertemuan pertama menjadi 70% pada pertemuan kedua, sedangkan pada siklus II meningkat dari 80% menjadi 90%. Aktivitas siswa juga naik dari 25%–73% pada siklus I menjadi 80%–87% pada siklus II. Nilai rata-rata tes belajar siswa meningkat dari 68,2% pada siklus I menjadi 86,3% pada siklus II. Dengan demikian, model STAD terbukti efektif meningkatkan kemampuan menulis surat dinas.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKS NEGOSIASI KELAS X SMA NEGERI 1 GIDO

This study aims to determine the effect of the Problem Based Learning learning model on students' ability to understand negotiation text material in class X of SMA Negeri 1 Gido. The research used a quantitative approach with an experimental design. The research subjects were 30 students in the experimental class X-I and 30 students in the control class X-II. The research instruments were tests, namely pre-tests and post-tests. Data collection techniques included tests, observation sheets, and documentation. Data analysis techniques included normality tests, homogeneity tests, and hypothesis tests. Based on the post-test (final test) results, the control class of 30 students achieved an average score of 70.33, while the experimental class of 30 students achieved an average score of 84. Based on the research results. It can be concluded that there is an effect of the Problem-Based Learning model on negotiation text material in Grade X at SMA Negeri 1 Gido. Recommendations: 1) For teachers, in the learning process, it is advisable to choose a learning model that is appropriate by considering the relevance of the material and learning objectives. 2) For future researchers, it is hoped that the results of this study can be developed and used as a reference or guideline for future researchers.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan peserta didik dalam memahami materi teks negosiasi di kelas X SMA Negeri 1 Gido. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen. Subjek penelitian ini peserta didik kelas eksperimen X-I yang berjumlah 30 dan kelas control X-II berjumlah 30 peserta didik. Instrumen penelitian ini berupa tes, yaitu pre-test dan post-test. Teknik pengumpulan data, yaitu tes, lembar observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil post-test (test akhir) pada kelas kontrol yang berjumlah 30 peserta didik memperoleh dengan rata-rata 70,33 dan hasil post-test (test akhir) kelas eksperimen yang berjumlah 30 peserta didik memperoleh nilai dengan rata- rata 84. Berdasarkan hasil penelitian. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning pada materi teks negosiasi kelas X SMA Negeri 1 Gido, saran 1) Bagi guru, Dalam proses pembelajaran sebaiknya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan memperhatikan relevansi materi dan tujuan pembelajaran. 2) Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai acuan ataupun pedoman bagi peneliti selanjutnya.

UNSUR BUDAYA DALAM NOVEL NEGARABATIN: NEGERI DI BALIK BUKIT KARYA UDO Z. KARZI DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA LAMPUNG DI SEKOLAH

This study aims to describe the cultural elements in the novel Negarabatin: Negeri di Balik Bukit by Udo Z. Karzi and their implications for teaching the Lampung language in schools. Using a qualitative descriptive approach, data were collected through reading and note-taking techniques, then analyzed using content analysis. The results show that six of the seven cultural elements of Lampung are depicted in the novel. Language is reflected in the use of traditional words such as memmang, ugu tegolan, and greetings like pakngah and paklunik. Knowledge elements are evident in traditional healing practices using jerangau and jahhik, as well as the preparation of traditional foods like kekalik. Social organization is seen in the system of greetings and decision-making within families. Tools and technology are depicted through bamboo ladders, stoves, and petromax lamps. Livelihoods are represented through farming activities, nayuh, and belangok, while religion is reflected in rituals such as ngakan menyan and ngebebali. These findings can serve as teaching materials for Lampung language classes in Grade 10 Phase E, particularly the reading and viewing elements of the Merdeka Curriculum.   Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan unsur-unsur budaya dalam Novel Negarabatin: Negeri di Balik Bukit karya Udo Z. Karzi serta implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Lampung di sekolah. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui teknik baca dan catat, lalu dianalisis dengan analisis isi. Hasil menunjukkan enam dari tujuh unsur budaya Lampung tergambar dalam novel. Bahasa tercermin dari penggunaan kata tradisional seperti memmang, ugu tegolan, dan sapaan seperti pakngah dan paklunik. Unsur pengetahuan tampak dalam praktik pengobatan dengan jerangau dan jahhik, serta pembuatan makanan khas kekalik. Organisasi sosial terlihat dari sistem sapaan dan keputusan dalam keluarga. Peralatan dan teknologi digambarkan melalui tangga bambu, tungku, dan petromaks. Mata pencaharian muncul lewat aktivitas bertani, nayuh, dan belangok, sedangkan religi melalui ritual ngakan menyan dan ngebebali. Temuan ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar Bahasa Lampung kelas X Fase E, khususnya elemen membaca dan memirsa dalam Kurikulum Merdeka.

EKSISTENSI PEREMPUAN TOKOH UTAMA NOVEL RE;NKARNASI KARYA MAMAN SUHERMAN DAN HAYUNING SUMBADRA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

The research aims to examine and describe the forms of female resistance in the novel as expressions of self-existence, based on Simone de Beauvoir’s existentialist feminist theory. The study employs a descriptive qualitative method with an existential feminist approach. Data were obtained from excerpts in the novel Re;nkarnasi that reflect the main female character's existence. The findings show that Re;nkarnasi presents the female protagonist as an individual who rejects "Otherness." The most prominent indicator of existence is the rejection of subordination. The character expresses various forms of resistance against othering, societal discrimination, and degrading stereotypes toward women. Other indicators—such as social transformation, intellectual engagement, and the ability to work—appear less frequently but reflect the protagonist’s perseverance in facing social and emotional pressures. The study's educational implication lies in teaching novel texts using Indonesian language student worksheets (LKPD) for Grade XII, Phase F. The LKPD is designed with a deep learning and contextual approach to foster students' critical understanding of gender issues.   Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan perempuan dalam novel tersebut sebagai wujud eksistensi diri berdasarkan teori Simone de Beauvoir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan feminisme eksistensial. Sumber data diperoleh dari kutipan dalam novel Re;nkarnasi yang mencerminkan eksistensi tokoh utama perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Re;nkarnasi menampilkan tokoh utama perempuan sebagai individu menolak ke-Liyan-an. Indikator eksistensi yang paling banyak ditemukan adalah menolak subordinasi. Tokoh menyajikan berbagai bentuk perlawanan terhadap ke-liyan-an, diskriminasi masyarakat dan pelabelan yang merendahkan perempuan. Indikator lainnya, seperti transformasi sosial di masyarakat, menjadi intelektual, dan dapat bekerja, muncul dengan jumlah lebih sedikit menggambarkan keteguhan tokoh utama dalam menghadapi tekanan sosial dan emosional. Implikasi penelitian ini dalam pembelajaran sastra di SMA materi pembelajaran teks novel dengan pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Bahasa Indonesia kelas XII fase F. LKPD dirancang dengan pendekatan deep learning dan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan pemahaman kritis terhadap isu gender.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SMART BOX PADA MATERI TEKS BERITA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BOTOMUZOI

This study aims to develop interactive learning media known as Smart Box to improve students' understanding and participation in news text material in grade VII at SMP Negeri 1 Botomuzoi. The background to this problem is the low level of understanding and lack of student participation in the learning process. To achieve this objective, this study adopts a Research and Development (R&D) approach using the Borg and Gall model. This method involves the development of the Smart Box learning media product and its testing. The research sample consisted of two classes, with one class used as the product trial subject (6 students) and the other class for the usage trial (26 students). The results of the study indicate that the Smart Box learning media is proven to be feasible, practical, and effective. The validity of the content, language, and design reached 94%, indicating the product's feasibility. Additionally, the practicality of the product testing results reached 91.5% of the students, while the effectiveness of the usage testing reached an average of 81.12%. Therefore, the Smart Box learning media is recommended for use in news text learning.   Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif yang dikenal sebagai Smart Box untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa pada materi teks berita di kelas VII SMP Negeri 1 Botomuzoi. Latar belakang masalah ini adalah rendahnya pemahaman dan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengadopsi pendekatan penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D) dengan menggunakan model Borg and Gall. Metode ini melibatkan pengembangan produk media pembelajaran Smart Box dan pengujiannya. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas di mana satu kelas digunakan sebagai subjek uji coba produk (6 siswa) dan kelas lainnya untuk uji coba pemakaian (26 siswa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran Smart Box terbukti layak, praktis, dan efektif. Tingkat validitas materi, bahasa, dan desain mencapai 94%, menunjukkan kelayakan produk. Selain itu, tingkat kepraktisan dari hasil uji coba produk mencapai 91,5% dari siswa, sementara tingkat keefektifan dari uji coba pemakaian mencapai rata-rata 81,12%. Dengan demikian, media pembelajaran Smart Box direkomendasikan untuk digunakan dalam pembelajaran teks berita.

MEMBACA(-ULANG) NARASI FIGUR PEREMPUAN DALAM CERITA LEGENDA INDONESIA

This study examines the construction of the mother figure in Indonesian legends using a motherism perspective. The main issue of this study is how motherhood narratives are presented in legendary texts and what cultural meanings are contained within them. The method used is descriptive qualitative with the research object being five folk tales collected from Lia Nuralia's book entitled Cerita Rakyat Nusantara (2009), namely “Putra Lokan”, “Batu Menangis”, “Cerita Bujang Lengong”, “Nyi Roro Kidul”, and “Putri Pandan Berduri”. The analysis focuses on the description of maternal narratives, their socio-cultural context, and the various representations of mother figures. The results of the study show that the legends of the archipelago represent mother figures in various forms: as a pillar of legitimacy for power (“Putra Lokan”), as a patient and obedient figure (“Batu Menangis”), as the ideal housewife (“Putri Pandan Berduri”), and as a powerful figure through spiritualism and magic (“Cerita Bujang Lengong” and “Nyi Roro Kidul”). These variations in representation confirm that the concept of motherhood in Nusantara legends is not singular, but rather dialectical between domestic obedience and symbolic resistance. Thus, legends are not only a legacy of oral literature, but also an ideological arena that negotiates the position of women in society.   Penelitian ini mengkaji konstruksi figur ibu dalam cerita legenda Nusantara dengan menggunakan perspektif ibuisme. Permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimana narasi keibuan dihadirkan dalam teks-teks legenda dan apa makna kultural yang terkandung di baliknya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan objek penelitian berupa lima cerita rakyat yang dihimpun dari buku Lia Nuralia berjudul Cerita Rakyat Nusantara (2009), yakni “Putra Lokan”, “Batu Menangis”, “Cerita Bujang Lengong”, “Nyi Roro Kidul”, dan “Putri Pandan Berduri”. Analisis difokuskan pada deskripsi narasi keibuan, konteks sosial budaya yang melatarinya, serta ragam representasi figur ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa legenda-legenda Nusantara merepresentasikan figur ibu dalam bentuk yang beragam: sebagai penopang legitimasi kekuasaan (“Putra Lokan”), sebagai sosok sabar dan patuh (“Batu Menangis”), sebagai ibu rumah tangga ideal (“Putri Pandan Berduri”), serta sebagai figur berdaya melalui spiritualisme-magis (“Cerita Bujang Lengong” dan “Nyi Roro Kidul”). Variasi representasi tersebut menegaskan bahwa konsep ibuisme dalam legenda Nusantara tidak tunggal, melainkan dialektis antara kepatuhan domestik dan perlawanan simbolik. Dengan demikian, legenda bukan hanya warisan sastra lisan, melainkan juga arena ideologis yang menegosiasikan posisi perempuan dalam masyarakat.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA BAKU DAN TIDAK BAKU DALAM PENULISAN TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LOLOWAU

This study aims to analyze errors in the use of standard and non-standard words in writing standard speech texts. The background of this study is students' limited understanding of standard and non standard words in writing speech texts. Many students lack the ability to write speech texts using standard words, resulting in difficulty choosing the right words. The purpose of this study was to analyze errors in the use of standard and non-standard words in speech texts. The author used a qualitative research method with a descriptive approach. Data collection techniques were obtained through observation, portfolios, and documentation. Data analysis techniques used were data reduction, data presentation, and analysis guidelines. From the author's research, in general, many students still lack an understanding of standard and non-standard words. This indicates that students are more accustomed to using informal words they use everyday, such as "nga" (non-standard), "karena" (because), and "pede" (pede). However, the level of errors varies across students, with some students making 2-6 errors, while others make more. These errors indicate a lack of understanding in the use of standard and non-standard words.   Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku  dalam menulis teks pidato baku, dalam latar belakang penelitian ini minimnya pemahaman siswa tentang kata baku dan tidak baku dalam penulisan teks pidato, banyak siswa yang kurang dalam penulisan teks pidato dengan menggunakan kata baku sehingga kesulitan dalam memilih kata yang tepat dalam menulis teks pidato. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku dalam teks pidato. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, Portofolio, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan reduksi data, penyajian data dan panduan analisis. Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, secara garis besar masih banyak siswa yang kurang mengerti tentang kata baku dan tidak baku, hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih terbiasa menggunakan kata informal yang mereka gunakan sehari-hari seperti kata enggak, karena dan pede. Tetapi tingkat kesalahan pada siswa tersebut berbeda-beda ada siswa yang terdapat kesalahan 2-6 kesalahan dan ada juga yang lebih dari itu. Kesalahan tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman dalam penggunaan kata baku dan tidak baku.

ANALISIS KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 LAHEWA

This research aims to describe the ability of seventh-grade students at SMP Negeri 5 Lahewa in writing official letters. Writing skills are one of the essential aspects of learning Indonesian, as through writing activities, students can express ideas, thoughts, and feelings in written form. The type of letter that becomes the focus of this study is the official letter, which is a formal letter used for official purposes and follows standard rules in its composition. The research method employed is descriptive qualitative. The data sources of this study were 22 seventh-grade students of SMP Negeri 5 Lahewa. Data were collected through a test of writing official letters and analyzed based on the completeness and accuracy of letter structure, including letterhead, date, letter number, attachment, subject, recipient’s address, salutation, body, closing, signature, full name, and copy. The results of the study show that most students were able to write official letters by considering the basic structure of the letter. However, some weaknesses were still found, such as errors in placing letter parts, inappropriate use of language, and incomplete elements such as letter numbers and copies. These findings indicate that students need more intensive practice and more structured learning regarding the rules of writing official letters to be able to produce writings that meet standard conventions.   Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lahewa. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena melalui kegiatan menulis siswa dapat mengekspresikan ide, gagasan, dan perasaan secara tertulis. Jenis surat yang menjadi fokus penelitian adalah surat dinas, yaitu surat resmi yang digunakan untuk kepentingan kedinasan dan memiliki aturan baku dalam penulisan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah 22 siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lahewa. Data dikumpulkan melalui tes menulis surat dinas, kemudian dianalisis berdasarkan kelengkapan dan ketepatan struktur surat, meliputi kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran, perihal, alamat tujuan, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan, nama terang, dan tembusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu menulis surat dinas dengan memperhatikan struktur dasar surat. Namun, masih ditemukan beberapa kelemahan, di antaranya kesalahan dalam penempatan bagian surat, ketidaktepatan bahasa yang digunakan, serta kurang lengkapnya unsur-unsur tertentu seperti nomor surat dan tembusan. Temuan ini mengindikasikan bahwa siswa perlu mendapatkan latihan intensif serta pembelajaran yang lebih terarah mengenai kaidah penulisan surat dinas agar mampu menghasilkan tulisan yang sesuai dengan aturan baku.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBACA CERITA FIKSI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 ULUNOYO

Based on the results of interviews with Indonesian language teachers at SMP Negeri 1 Ulunoyo, Mr. Berkat Firdaus Lase, S.Pd., it was explained that students' ability to read fictional stories still needs to be improved. This study aims to improve students' ability to read fictional stories by using the SQ4R model. This type of research is Classroom Action Research (CAR), which consists of four stages, namely: 1) planning, 2) action, 3) observation, and 4) reflection. This study was conducted in 2 cycles. In the first cycle, students' ability to read fictional stories showed an average score of 44%, with the highest score of 85 and the lowest score of 14. In the second cycle, students' ability to read fictional stories increased by 83%, with the highest score of 100% and the lowest score of 42%. The results of this study indicate that using the SQ4R learning model can have a positive impact on improving the ability to read fictional stories. Researchers also recommend that teachers at smp Negeri 1 Ulunoyo use the SQ4R learning model for Indonesian language learning.   Berdasarkan  hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Ulunoyo, Bapak Berkat Firdaus Lase, S.Pd., Dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam membaca cerita fiksi masih perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cerita fiksi dengan menggunakan model SQ4R. Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari empat tahap yaitu: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.  Pada siklus pertama kemampuan siswa dalam membaca cerita fiksi menunjukkan hasil rata-rata nilai siswa 44%, dengan skor tertinggi  85 dan skor terendah 14. pada siklus kedua, kemampuan siswa dalam membaca cerita fiksi skor menjadi meningkat 83%, dengan skor tertinggi 100% dan skor terendah 42%. hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran SQ4R dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kemampuan membaca cerita fiksi. Peneliti juga merekomendasikan agar guru di SMP Negeri 1 Ulunoyo menggunakan model pembelajaran SQ4R terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.

GURU HEBAT DI ERA DIGITAL: MENELUSURI JEJAK PENGEMBANGAN KOMPETENSI MELALUI STUDI LITERATUR

The transformation of education in the digital era requires teachers to go beyond being mere transmitters of knowledge they must also serve as innovative, adaptive, and tech-savvy learning facilitators. This study aims to analyze the development of teacher competencies in the digital age through a literature review of relevant scholarly sources. The findings reveal that technological mastery is a critical foundation of 21st-century teacher professionalism, especially in the post-COVID-19 context. However, challenges persist, including low digital literacy, infrastructure limitations, and disparities in age and geographic location. Therefore, continuous modular-based training, integration of digital platforms (such as Canva, Google Workspace, and LMS), and the adoption of artificial intelligence (AI) are key strategies for strengthening teacher competence. In addition to national policy support such as the Program Guru Penggerak dan Pendidikan Profesi Guru (PPG) strengthening professional learning communities is necessary to foster a collaborative ecosystem. Thus, great teachers in the digital era are not only those who master technology but also those who possess pedagogical reflection, ethical digital literacy, and a commitment to creating contextual and sustainable learning.   Transformasi pendidikan di era digital menuntut guru tidak hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang inovatif, adaptif, dan melek teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan kompetensi guru di era digital melalui studi literatur dari berbagai sumber ilmiah yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa penguasaan teknologi menjadi fondasi utama dalam profesionalisme guru abad ke-21, terutama pasca pandemi COVID-19. Namun demikian, tantangan masih dihadapi, seperti rendahnya literasi digital, keterbatasan infrastruktur, serta kesenjangan usia dan wilayah. Oleh karena itu, pelatihan berkelanjutan berbasis modular, integrasi platform digital (seperti Canva, Google Workspace, dan LMS), serta pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) menjadi strategi kunci dalam penguatan kompetensi guru. Selain dukungan kebijakan seperti Program Guru Penggerak dan Pendidikan Profesi Guru (PPG), penguatan komunitas belajar profesional juga diperlukan guna menciptakan ekosistem kolaboratif. Dengan demikian, guru hebat di era digital adalah mereka yang tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga memiliki refleksi pedagogis, literasi digital yang etis, serta komitmen dalam menciptakan pembelajaran yang kontekstual dan berkelanjutan.

GENDER DIFFERENCE OF POLITENESS STRATEGIES IN THE EXPRESSION TRAUMA AND TOXICITY: THE HALSEY AND STEVEN BARTLETT PODCAST

This study analyses gender-oriented language politeness strategies in the expression of emotional trauma and toxicity in Halsey and Steven Barlett's podcast. Using Brown and Levinson's (1987) politeness strategy theory, this study explores how participants of different genders choose and use linguistic strategies in talking about intense emotional experiences. Data were collected through episode transcripts, which were analysed qualitatively to identify the face-saving and face-threatening strategies used and the role of gender identity in these communication patterns. This research shows that gender influences the choice of politeness strategies in trauma and toxicity, reflecting power dynamics, empathy, and the construction of self-identity in public communication.

EVALUASI KUALITAS PENGGUNAAN PLATFORM RUANG GTK OLEH GURU DI SMP NEGERI 1 LONG BAGUN MENGGUNAKAN MODEL WEBQUAL 4.0

The utilization of digital technology in the education sector has become a crucial element in improving service quality, including in data management, administration, and teacher performance. This study aims to evaluate the quality of the Ruang GTK platform usage by teachers at SMP Negeri 1 Long Bagun, Mahakam Ulu Regency, East Kalimantan. The evaluation focused on four main aspects: usability (ease of use), user satisfaction (level of acceptance and comfort), efficiency (time and resource savings), and effectiveness (ability to achieve work goals). This research employed a qualitative descriptive approach with data collection through questionnaires filled out by 31 teachers at SMP Negeri 1 Long Bagun. The results indicate that the usability aspect was rated as good, with a platform interface that was easy to understand and features that were relatively quick to master. Regarding efficiency, teachers felt helped in completing tasks in a shorter time without burdening their devices. The effectiveness aspect also showed positive results, as the platform supported the achievement of administrative and learning objectives. Meanwhile, the level of user satisfaction was high, although some difficulties were still found with navigation and searching for specific features. This study recommends improving the interface and enhancing navigation features to improve the overall user experience, especially for teachers in areas with limited digital infrastructure.   Pemanfaatan teknologi digital dalam sektor pendidikan menjadi elemen penting dalam mendukung peningkatan mutu layanan, termasuk dalam hal pengelolaan data, administrasi dan kinerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas penggunaan platform Ruang GTK oleh guru di SMP Negeri 1 Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Evaluasi dilakukan dengan menitikberatkan pada empat aspek utama, yaitu usability (kemudahan penggunaan), kepuasan pengguna (tingkat penerimaan dan kenyamanan), efisiensi (penghematan waktu dan sumber daya), dan efektivitas (kemampuan mencapai tujuan kerja),. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang diisi oleh 31 guru di SMP Negeri 1 Long Bagun. Hasil menunjukkan bahwa aspek usability dinilai baik, dengan tampilan platform yang mudah dipahami dan fitur yang relatif cepat dikuasai. Pada aspek efisiensi, guru merasa terbantu dalam menyelesaikan tugas dengan waktu lebih singkat dan tanpa membebani perangkat. Aspek efektivitas juga menunjukkan hasil positif, karena platform mendukung pencapaian tujuan administratif dan pembelajaran. Sementara itu, tingkat kepuasan pengguna tergolong tinggi, meskipun masih ditemukan kendala pada navigasi dan pencarian fitur tertentu. Penelitian ini merekomendasikan perbaikan antarmuka dan peningkatan fitur navigasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara menyeluruh, terutama bagi guru di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur digital.

STRATEGI ASATIDZ DALAM MENGEMBANGKAN DISIPLIN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUN NAJAH TANGKIT MUARO JAMBI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh para Asatidz dalam membina dan mengembangkan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Miftahun Najah Tangkit. Permasalahan kedisiplinan yang sering terjadi, seperti pelanggaran tata tertib, menjadi tantangan tersendiri yang memerlukan pendekatan strategi dalam pembinaan karakter santri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Subjek penelitian meliputi pimpinan pondok, para ustadz dan ustadzah, mudabbir/mudabbiroh, serta beberapa santri sebagai informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Asatidz dalam menanamkan kedisiplinan meliputi empat aspek utama: keteladanan dalam keyakinan dan berperilaku, pengawasan yang terstruktur dan berkelanjutan, pemberian sanksi yang proporsional sesuai dengan tingkat pelanggaran, serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara rutin melalui forum bersama antara Asatidz dan organisasi santri. Kesimpulannya, strategi ini terbukti efektif dalam membentuk kedisiplinan santri, tidak hanya dalam hal ketaatan terhadap aturan pondok, tetapi juga dalam menumbuhkan kesadaran pribadi santri akan pentingnya kedisiplinan sebagai nilai-nilai hidup yang harus dijalankan secara konsisten.   This study aims to identify the strategies implemented by Asatidz (Islamic teachers) in fostering and developing student discipline at Pondok Pesantren Miftahun Najah Tangkit. Disciplinary issues, such as violations of rules and regulations, often arise and present challenges that require strategic approaches to character development. The research employed a qualitative method with data collection techniques including observation, interviews, documentation, and literature study. Research subjects consisted of the pesantren leadership, teachers (ustadz/ustadzah), student supervisors (mudabbir/mudabbiroh), and several selected students. The findings reveal that the Asatidz employ four main strategies to instill discipline: serving as role models in attitude and behavior, implementing structured and continuous supervision, providing proportional sanctions based on the level of violations, and conducting regular monitoring and evaluation through joint forums between Asatidz and the student organization. In conclusion, these strategies have proven effective in shaping student discipline not only in terms of obedience to pesantren rules but also in fostering personal awareness of the importance of discipline as a core value in daily life.

ANALISIS KUALITAS PENGGUNAAN GOOGLE FORMULIR DALAM UJIAN KENAIKAN KELAS MENGGUNAKAN SYSTEM USABILITY SCALE (SUS)

This study aims to assess the usability quality of Google Forms as a platform for class promotion exams using the System Usability Scale (SUS). As technology rapidly evolves, Google Forms has become one of the most widely used tools in education, making the process of creating, distributing, and analyzing exam questions online easier. However, it is important to measure how effective this platform is in supporting the learning process. Through a quantitative approach and a questionnaire distributed to teachers who have used Google Forms, the study finds that most respondents rate the platform positively in terms of ease of use and efficiency. Nevertheless, aspects such as data security and grading flexibility still require more attention. This research is expected to provide valuable recommendations to enhance the quality and effectiveness of Google Forms in the education sector.   Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas penggunaan Google Formulir sebagai platform untuk ujian kenaikan kelas menggunakan pendekatan System Usability Scale (SUS). Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Google Formulir telah menjadi salah satu alat yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan untuk mempermudah proses pembuatan, distribusi, dan analisis soal ujian secara online. Meski demikian, penting untuk mengukur sejauh mana platform ini efektif dalam mendukung proses pembelajaran. Melalui pendekatan kuantitatif dan desain kuesioner yang disebarkan kepada para guru yang telah menggunakan Google Formulir, penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian positif terhadap kemudahan penggunaan dan efisiensi platform ini. Meskipun demikian, beberapa aspek seperti keamanan data dan fleksibilitas dalam penilaian masih perlu mendapatkan perhatian lebih. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas penggunaan Google Formulir di dunia pendidikan.

KRITIK SOSIAL DALAM FILM TUHAN IZINKAN AKU BERDOSA KARYA HANUNG BRAMANTYO: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

This article presents an analysis of the social criticism contained in the film Tuhan Izinkan Aku Berdosa (God, Allow Me to Sin) directed by Hanung Bramantyo. This film was selected because its storyline reflects various social issues that are closely connected to the realities of Indonesian society. The purpose of this study is to identify and analyze the forms of social criticism presented in the film. This research is classified as qualitative research with content analysis of scenes that convey social messages, using a literary sociology approach. The results of the analysis show that the film contains criticism of various social problems in accordance with the theory of Gillin and Gillin (Soekanto, 2013), covering the areas of politics, economy, education, morality, family, gender, customs, technology, and religion. The film serves as a medium to express concerns about the erosion of human values and justice in society. This study is expected to enhance understanding of the importance of social criticism in literary works and contribute to the field of literary studies.   Artikel ini menyajikan analisis kritik sosial yang terkandung dalam film Tuhan Izinkan Aku Berdosa karya Hanung Bramantyo. Film ini dipilih karena cerita yang disajikan mampu merefleksikan berbagai isu sosial yang dekat dengan realitas kehidupan masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk kritik sosial yang ditampilkan dalam film Tuhan Izinkan Aku Berdosa. Penelelitian ini termasuk pada jenis penelitian kualitatif dengan analisis isi terhadap adegan-adegan yang memuat pesan sosial pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra. Hasil analisis menunjukkan bahwa film ini memuat kritik terhadap berbagai permasalahan sosial sesuai dengan pendapat Gillin dan Gillin (Soekanto 2013) dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, moral, keluarga, gender, kebiasaan, teknologi dan agama. Film ini dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan kritik terhadap lunturnya nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pentingnya kritik sosial dalam karya sastra serta memberikan kontribusi dalam kajian sastra.

BENTUK TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF DAN TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA NOVEL GADIS KRETEK

This study aims to describe the forms and functions of illocutionary speech acts, specifically directives and expressives, in the novel Gadis Kretek by Ratih Kumala. The background of this research is the significance of understanding how speech acts are used in literature to depict social dynamics, character relationships, and psychological expressions within novel dialogues. The research employed a descriptive qualitative method using documentary study and content analysis. Data were analyzed thoroughly based on pragmatic theory of illocutionary speech acts. The findings reveal that directive speech acts in the novel take the form of commands, prohibitions, invitations, and requests which serve as tools to influence characters’ actions and reflect social hierarchy. Meanwhile, expressive speech acts function to convey emotions, attitudes, and personalities of characters through expressions of gratitude, apologies, praise, and complaints. Both types of speech acts enrich character development and represent cultural values and social norms. In conclusion, the illocutionary speech act analysis in Gadis Kretek elucidates how language operates as a tool for communication and expression within literary and socio-cultural contexts. This study contributes significantly to the fields of pragmatics and contemporary Indonesian literature.   Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi direktif dan ekspresif dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya memahami bagaimana tindak tutur digunakan dalam karya sastra untuk menggambarkan dinamika sosial, relasi antar tokoh, serta ekspresi psikologis yang terkandung dalam dialog novel. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi dokumenter dan analisis isi. Data dianalisis secara mendalam berdasarkan teori pragmatik mengenai tindak tutur ilokusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur direktif dalam novel ini muncul dalam bentuk perintah, larangan, ajakan, dan permintaan yang berfungsi sebagai alat pengaruh untuk mengontrol tindakan tokoh lain serta mencerminkan hierarki sosial. Sementara itu, tindak tutur ekspresif berperan mengekspresikan emosi, sikap, dan kepribadian tokoh melalui ungkapan terima kasih, permintaan maaf, pujian, dan keluhan. Kedua bentuk tindak tutur ini tidak hanya memperkaya karakterisasi tokoh tetapi juga merepresentasikan nilai budaya dan norma sosial dalam masyarakat. Kesimpulannya, analisis tindak tutur ilokusi pada novel Gadis Kretek membantu memahami cara bahasa sebagai alat komunikasi dan ekspresi dalam konteks sastra dan sosial budaya. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi kajian pragmatik dan sastra Indonesia kontemporer.

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 HILISERANGKAI

This study aims to determine the effect of the demonstration method on the poetry reading skills of eighth-grade students at SMP Negeri 2 Hiliserangkai. The research problem is the low level of expressive poetry reading skills, as evidenced by a lack of appreciation, monotonous expression, unvarying intonation, and unclear pronunciation. The demonstration method was chosen because teachers can provide direct examples of good poetry reading. This study employs a quasi-experimental quantitative approach with a pretest-posttest control group design. The research sample consists of two eighth-grade classes selected through total sampling, with VIII-1 as the experimental class and VIII-2 as the control class. The instrument used is a performance test covering empathy, expression, intonation, and pronunciation. The t-test results showed a significance value of 0.001 < 0.05, indicating a significant difference between the experimental and control classes. It was concluded that the demonstration method had a positive effect on improving expressive poetry reading skills.   Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap kemampuan membaca puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Hiliserangkai. Permasalahan penelitian adalah rendahnya keterampilan membaca puisi secara ekspresif, terlihat dari kurangnya penghayatan, ekspresi monoton, intonasi tidak bervariasi, dan lafal kurang jelas. Metode demonstrasi dipilih karena guru dapat memberi contoh langsung membaca puisi dengan baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimen semu dengan desain pretest-posttest control group. Sampel penelitian adalah dua kelas VIII yang ditentukan dengan total sampling, VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan VIII-2 sebagai kontrol. Instrumen berupa tes performatif mencakup penghayatan, ekspresi, intonasi, dan lafal. Hasil uji-t menunjukkan nilai signifikansi 0,001 < 0,05, sehingga terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol. Disimpulkan bahwa metode demonstrasi berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi secara ekspresif.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MoRO’O

Based on an interview with the Indonesian language teacher at SMP Negeri 2 Moro'o, Ms. Rosdewi Gulo, S.Pd., it was explained that students' speech writing skills still need improvement. This study aims to improve students' speech writing skills using a simulation method. This type of research is Classroom Action Research (CAR), consisting of four stages: 1) planning, 2) action, 3) observation, and 4) reflection. This study was conducted in two cycles. In the first cycle, students' speech writing skills showed an average score of 58%, with a highest score of 83 and a lowest score of 34. In the second cycle, students' speech writing skills increased to 85%, with a highest score of 97 and a lowest score of 77. These results indicate that using a simulation learning method can have a positive impact on improving speech writing skills. The researcher also recommends that teachers at SMP Negeri 2 Moro'o use simulation learning methods in Indonesian language learning.   Berdasarkan  hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Moro’o, Ibu Rosdewi Gulo, S.Pd., Dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks pidato masih perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks pidato dengan menggunakan metode simulasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari empat tahap yaitu: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.  Pada siklus pertama kemampuan siswa dalam menulis teks pidato menunjukkan hasil rata-rata nilai siswa 58%, dengan skor tertinggi  83 dan skor terendah 34. pada siklus kedua, kemampuan siswa dalam menulis teks pidato skor menjadi meningkat 85%, dengan skor tertinggi 97 dan skor terendah 77. hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kemampuan menulis teks pidato. Peneliti juga merekomendasikan agar guru di SMP Negeri 2 Moro’o menggunakan metode pembelajaran simulasi terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA SMP NEGERI 1 AFULU

This study was motivated by the low skills of students in writing news texts in Indonesian language subjects and learning activities are still dominantly teacher-centred. The purpose of the study was to determine the effect of Discovery Learning model on the skill of writing news text at SMP Negeri 1 Afulu. The research method used was quantitative method with experimental approach. The research design used was Nonequivalent Control Group Design. The research sample consisted of 2 classes, namely: Class VII-A as the experimental class with 25 students, while Class VII-B as the control class with 22 students. The results of the study: (1) The average score of students on news text writing skills in the Experimental Class was 82.20 with good criteria while in the Control Class it was 68.18 with sufficient criteria. (2) There is an effect of the Discovery Learning learning model on news text writing skills at SMP Negeri 1 Afulu according to the results of hypothesis testing with the tcount value (5.413) ≥ the ttable value (1.680) then the conclusion is accepted Ha and rejected H0.   Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan siswa dalam menulis teks berita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kegiatan pembelajaran masih dominan berpusat kepada guru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap keterampilan menulis teks berita di SMP Negeri 1 Afulu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonequivalent Control Group Design. Sampel penelitian terdiri atas 2 kelas, yaitu: Kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang, sedangkan Kelas VII-B sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang. Hasil penelitian: (1) Nilai rata-rata siswa terhadap keterampilan menulis teks berita di Kelas Eksperimen sebesar 82,20 dengan kriteria baik sedangkan di Kelas Kontrol sebesar 68,18 dengan kriteria cukup. (2) Adanya pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap keterampilan menulis teks berita di SMP Negeri 1 Afulu sesuai hasil uji hipotesis dengan nilai thitung (5,413) ≥ nilai ttabel (1,680) maka kesimpulannya diterima Ha dan ditolak H0. 

MODEL REGENERASI TARI PIRING 12 TANGGAMUS: STUDI KASUS DI KABUPATEN TANGGAMUS LAMPUNG

Tari Piring 12 merupakan salah satu warisan budaya yang ada di Kabupaten Tanggamus. Dengan berkembangnya kehidupan yang modern dan globalisasi, perlu adanya telaah proses regenerasi dan implikasinya terhadap generasi muda. Oleh sebab itu, penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan proses regenrasi tari Piring 12 di Kabupaten Tanggamus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berhubungan dengan tari piring 12 Tanggamus, yaitu keturunan ratu, guru seni budaya, pelatih tari, dan penari. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data (data reductions), display data (data display) dan kesimpulan atau verifikasi (conclution drawing/verification). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regenerasi yang berjalan yaitu regenerasi miring (diagonal transmissions) oleh pelatih tari dan regenerasi mendatar (horizontal transmissions) oleh teman sebaya. Sedangkan regenrasi tegak (vertical transmissions) tidak berjalan.   The Piring 12 Dance is one of the cultural heritages in Tanggamus Regency. With the development of modern life and globalization, it is necessary to examine the regeneration process and its implications for the younger generation. Therefore, this study aims to describe the regeneration process of the Piring 12 dance in Tanggamus Regency. The method used in this study is a qualitative research type with a phenomenological approach. The subjects in this study are the community related to the Piring 12 dance in Tanggamus, namely the descendants of the queen, arts and culture teachers, dance trainers, and dancers. The research location is in Tanggamus Regency, Lampung Province. Data collection techniques used observation, interviews, documentation and literature studies. Meanwhile, data analysis techniques in this study consist of data reductions, data display and conclusions or verification (conclusion drawing/verification). The results of the study indicate that the regeneration model that is running is diagonal transmissions regeneration by dance trainers and horizontal transmissions regeneration by peers. While vertical transmissions regeneration does not work.

STUDI EFEKTIVITAS METODE RADEC TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X SMK DARUSSALAM KARANGPUCUNG

The effectiveness of the RADEC approach in enhancing class X students' anecdotal writing skills at SMK Darussalam Karangpucung is the main subject of this study. This study employed a quantitative approach by administering a pre-test and a post-test. There were 32 pupils in each of the experimental and control groups. The study's findings demonstrate how well the RADEC method works to help class X students at SMK Darussalam Karangpucung produce anecdotal texts. When compared to the control class, the experimental class's average post-test score demonstrated better outcomes. As a result, the RADEC approach can be applied as an alternate teaching strategy to enhance writing abilities, particularly when it comes to creating anecdotal writings.   Efektivitas pendekatan RADEC dalam meningkatkan keterampilan menulis anekdot siswa kelas X di SMK Darussalam Karangpucung menjadi pokok bahasan utama dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memberikan tes awal dan tes akhir. Jumlah siswa dalam masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol adalah 32 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode RADEC berhasil membantu siswa kelas X di SMK Darussalam Karangpucung dalam menghasilkan teks anekdot. Jika dibandingkan dengan kelas kontrol, nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik. Dengan demikian, pendekatan RADEC dapat digunakan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis, khususnya dalam hal menulis anekdot.  

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN GENERALISASI DAN KESEPADANAN PADA TAKARIR FILM SERI LUPIN

This study aims to identify and analyze the use of the generalization translation technique and the level of equivalence in the subtitles of the Lupin series. The data were obtained from the French source text and the Indonesian target text taken from the official subtitles. The research employed a descriptive qualitative method, using documentation techniques for data collection, and was analyzed using Molina and Albir’s (2002) framework for generalization as well as the equivalence scale theory proposed by Nababan, Nuraeni, and Sumardiono (2012). The analysis reveals that the generalization technique was applied to simplify cultural terms and specific expressions that might be difficult for the target audience to comprehend. In terms of equivalence, most translations achieved semantic correspondence, although several shifts occurred due to insufficient consideration of the situational context within the film. These findings emphasize that the generalization technique can help maintain the comprehensibility of subtitles without eliminating the core message; however, its application should be balanced with fidelity to the original meaning to ensure the overall quality of the translation.   Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis penggunaan teknik penerjemahan generalisasi serta tingkat kesepadanan pada takarir film seri Lupin. Data diperoleh dari teks sumber berbahasa Prancis dan teks sasaran berbahasa Indonesia yang diambil dari takarir resmi. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data, kemudian dianalisis menggunakan kerangka teori teknik penerjemahan Molina dan Albir (2002) untuk generalisasi serta teori skala kesepadanan yang dikemukakan oleh Nababan, Nuraeni, & Sumardiono (2012). Hasil analisis menunjukkan bahwa teknik generalisasi digunakan untuk menyederhanakan istilah budaya dan ungkapan khusus yang berpotensi sulit dipahami penonton sasaran. Dari segi kesepadanan, sebagian besar terjemahan mencapai kesepadanan makna, meskipun terdapat beberapa pergeseran akibat kurangnya pertimbangan konteks situasional dalam film. Temuan ini menegaskan bahwa teknik generalisasi dapat membantu menjaga keterpahaman takarir tanpa menghilangkan inti pesan, namun penerapannya perlu mempertimbangkan kesetiaan terhadap makna asli agar kualitas terjemahan tetap terjaga.

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN «FRANÇAIS DES MÉDIAS» BERBASIS SOSIAL MEDIA INSTAGRAM

The purpose of this research is to present learning materials for Français des Médias (French for Media) at the beginner level (A0) by implementing the 4D development model (Define, Design, Develop, and Disseminate) by Thiagarajan (1974) as a social media-based learning medium on Instagram, presented on the Instagram account @francais. The research method used is qualitative descriptive, with data collection techniques including literature review and expert judgment instruments (Expert Judgment) based on the assessment aspects of the Learning Object Review Instrument (LORI) by Nesbit (2004). Based on the analysis conducted by expert evaluators (Expert Judgment), the average score for the material was 70%, and the average score for the media was 84%. These findings indicate that the Français des Médias learning media based on Instagram social media meets the feasibility criteria and can be used as learning media. The results of this study are expected to provide theoretical benefits, contributing to the development of Français des Médias studies and adding to the academic references in this field. Practically, this study is expected to increase the knowledge of students and the general public regarding terms in the Français des Médias course and serve as a reference for further research.   Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan materi pembelajaran Français des Médias (Bahasa Prancis untuk Media) pada tingkatan pemula (A0) dengan pengimplementasian penggunaan model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, and Disseminate) oleh Thiagarajan (1974) sebagai media pembelajaran berbasis media sosial Instagram yang disajikan pada akun instagram @francais.medias dan hasil evaluasi penilaian materi dan media oleh penilai ahli (Expert Judgement). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka serta instrumen uji kelayakan ahli (Expert Judgement) mengacu pada aspek-aspek penilaian Learning Object Review Instrument (LORI) oleh Nesbit (2004). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh penilai ahli (Expert Judgement) presentase nilai rata-rata sebesar 70% untuk materi dan presentase nilai rata-rata sebesar 84%. Temuan ini menunjukkan bahwa media pembelajaran Français des Médias berbasis sosial media Instagram memenuhi kriteria kelayakan dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis berupa kontribusi terhadap pengembangan kajian Français des Médias serta menambah referensi akademik dalam bidang ini. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan mahasiswa dan masyarakat umum mengenai istilah-istilah dalam mata kuliah Français des Médias serta menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya.

CHARACTERIZATION OF THE MAIN CHARACTER IN THE NOVEL LESSONS IN CHEMISTRY BY BONNIE GARMUS

This study aims to describe the characterization of the main character, Elizabeth Zott, in the novel Lessons in Chemistry by Bonnie Garmus. The research employs a descriptive qualitative method with note-taking and close reading techniques, using Orson Scott Card’s (2010) theory of characterization as the analytical framework. The data consist of narrative and dialogue excerpts reflecting the traits, attitudes, and actions of the main character. The findings show that the most dominant aspect of Elizabeth’s characterization is her past, followed by motives, reputation, stereotypes, and social networks. Elizabeth is depicted as rational, independent, critical, and resilient. Her challenging past, reputation as a scientist, and struggles as a single mother reinforce her position as a symbol of a modern woman who refuses to submit to gender stereotypes. This study highlights the importance of characterization techniques in building a strong and inspiring protagonist in literary works.   Penelitian ini membahas karakterisasi tokoh utama, Elizabeth Zott, dalam novel Lessons in Chemistry karya Bonnie Garmus. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan teknik dan proses pembentukan karakter utama dalam novel tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik simak dan catat, serta analisis berdasarkan teori karakterisasi Orson Scott Card (2010). Data berupa kutipan narasi dan dialog yang mencerminkan sifat, sikap, dan tindakan tokoh utama. Hasil penelitian menunjukkan karakterisasi Elizabeth paling dominan pada aspek masa lalu, diikuti motif, reputasi, stereotip, dan jaringan pertemanan. Elizabeth digambarkan sebagai sosok rasional, mandiri, kritis, dan penuh daya juang. Pengalaman masa lalunya, reputasi sebagai ilmuwan, serta perjuangannya sebagai ibu tunggal memperkuat posisinya sebagai simbol perempuan modern yang menolak tunduk pada stereotip gender. Penelitian ini menegaskan pentingnya teknik karakterisasi dalam membangun citra tokoh utama yang kuat dan inspiratif dalam karya sastra.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS HIKAYATDENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OSBORN DI KELAS X SMK DARUSSALAM KARANGPUCUNG TAHUN AJARAN 2024-2025

This study used a quasi-experimental design of one group pretest-posttest type and involved grade X students of SMK Darussalam Karangpucung. Two classes, experimental and control, each consisting of 29 students, participated in this study. With a quantitative approach, this study measured the effectiveness of the Osborn learning model in improving the ability to write fable texts. Data collection was carried out through an initial test (pre-test) and a final test (post-test). The results of the study showed that the application of the Osborn learning model significantly improved the ability of students in the experimental class in writing fable texts. This finding is supported by the average post-test score of the experimental class which was higher than the control class, as well as the results of the t-test which showed a value of t> ttable.   Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen jenis one group pretest-posttest dan melibatkan siswa kelas X SMK Darussalam Karangpucung. Dua kelas, eksperimen dan kontrol, masing-masing terdiri dari 29 siswa, turut serta dalam studi ini. Dengan pendekatan kuantitatif, penelitian ini mengukur efektivitas model pembelajaran Osborn dalam meningkatkan kemampuan menulis teks hikayat. Pengumpulan data dilaksanakan melalui tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Hasil studi memperlihatkan bahwa implementasi model pembelajaran Osborn secara signifikan menyempurnakan kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis teks hikayat. Temuan ini didukung oleh rata-rata nilai post-test kelas eksperimen yang lebih tinggi jika dibanding dengan kelas kontrol, serta hasil uji-t yang membuktikan nilai thitung​>ttabel​.

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI PADA SISWA SDS SOEKARNO HATTA MELALUI METODE TBLA

Kemampuan berpikir kritis merupakan aspek penting yang perlu dimiliki oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran agar dapat memperoleh pemahaman yang mendalam serta meningkatkan kualitas pengetahuan. Selain itu, keterampilan komunikasi juga menjadi kebutuhan esensial siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kemampuan berpikir kritis serta keterampilan komunikasi siswa di SDS Soekarno Hatta melalui metode TBLA. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menguraikan secara menyeluruh kemampuan tersebut. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Arrazaq beserta guru wali kelas mereka proses pengumpulan data digunakan dokumentasi foto dan video kemudian data yang diperoleh ditranskrip dan dianalisis menggunakan metode TBLA.  Berikut Adalah hasil transkripsi berfikir kritis menurut model FRISCO, dengan rincian sebagai berikut: focus sebesar 70%, reason 11%, inferences 7%, situation 4%, clarity 4%, dan overview 4%. kemudian, dalam aspek komunikasi, siswa  menampilkan seluruh indikator yang diamati, meliputi: menerima perasaan (accepts feelings) sebesar 10%, memberikan pujian atau dorongan (praises or encourages) 10%, menerima atau menggunakan ide siswa (accepts or uses ideas of pupils) 7%, mengajukan pertanyaan (ask question) 15%, memberi penjelasan (lecturing) 12%, memberikan arahan (giving directions) 10%, mengkritik atau membenarkan otoritas (criticizing or justifying authority) 5%, inisiasi pembicaraan oleh siswa (pupil talk initiation) 7%, respons siswa dalam pembicaraan   Critical thinking skills are an important aspect that every student needs to have in the learning process in order to gain a deep understanding and improve the quality of knowledge. In addition, communication skills are also an essential need for students in everyday life. This study aims to identify the critical thinking skills and communication skills of students at Soekarno Hatta Elementary School through the TBLA method. This study uses a qualitative descriptive approach that aims to thoroughly describe these abilities. The subjects of this study were fifth-grade Arrazaq students and their homeroom teachers. The data collection process used photo and video documentation, then the data obtained were transcribed and analyzed using the TBLA method. The following are the results of critical thinking transcription according to the FRISCO model, with the following details: focus 70%, reason 11%, inferences 7%, situation 4%, clarity 4%, and overview 4%. Then, in the communication aspect, students displayed all the observed indicators, including: accepting feelings (10%), giving praise or encouragement (10%), accepting or using ideas of pupils (7%), asking questions (15%), giving explanations (lecturing), giving directions (10%), criticizing or justifying authority (5%), initiating conversation by students (pupil talk initiation), and student responses in conversation.

MEDIA PEMBELAJARAN TARI (MENTARI) BERBASIS VIDEO INTERAKTIF BAGI ANAK DOWNSYNDROM

Abstrak Tari memegang peranan signifikan dalam menstimulasi kecerdasan kinestetik dan meningkatkan perkembangan motorik anak dengan Down Syndrome. Lebih jauh lagi, sifat tari yang ekspresif dan melibatkan gerakan tubuh yang menyenangkan berpotensi besar sebagai media terapi yang efektif bagi anak-anak Down Syndrome. Dengan demikian, implementasi pembelajaran tari yang tepat menjadi krusial. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas guru seni di Sekolah Luar Biasa (SLB) Provinsi Lampung tidak memiliki kualifikasi pendidikan formal di bidang seni dan budaya. Kondisi ini dapat mengakibatkan pembelajaran seni, termasuk tari, tidak berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk mengatasi kendala ini, penelitian ini berfokus pada pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis video. Penelitian menghasilkan media berupa video tutorial yang dirancang khusus untuk mengajarkan tari kepada anak Down Syndrome. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa metode pembelajaran menari melalui stimulus audio, khususnya penggunaan lagu yang mengintegrasikan instruksi gerakan, sangat efektif bagi kelompok sasaran ini. Pendekatan ini kemudian diwujudkan dalam produk media pembelajaran yang telah melalui serangkaian pengujian. Hasil uji validitas oleh ahli materi dan ahli media, serta uji kepraktisan dan daya tarik oleh pengguna, menunjukkan bahwa media ini berada pada kategori "Sangat Layak". Implikasi dari temuan ini adalah perlunya sosialisasi media pembelajaran ini secara luas kepada masyarakat, khususnya pihak-pihak yang berkecimpung dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus.   Dance plays a significant role in stimulating kinesthetic intelligence and enhancing motor development in children with Down Syndrome. Furthermore, its expressive nature and enjoyable physical movements offer substantial potential as an effective therapeutic medium for these children. Therefore, the appropriate implementation of dance instruction is crucial. However, the reality in the field reveals that most arts teachers in Special Schools (SLB) in Lampung Province lack formal educational qualifications in arts and culture. This situation can hinder arts learning, including dance, from achieving its intended objectives. To address this challenge, this research focuses on developing an interactive video-based learning medium. The study produced a tutorial video specifically designed to teach dance to children with Down Syndrome. Research findings indicate that teaching dance through audio stimuli, particularly using songs that integrate movement instructions, is highly effective for this target group. This approach was then realized in a learning media product that underwent a series of tests. Validity tests by material and media experts, as well as practicality and attractiveness tests by users, showed that this medium falls into the "Very Feasible" category. The implication of these findings is the necessity for widespread dissemination of this learning medium to the public, particularly to those involved in the education of children with special needs.

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BOTOMUZOI

This study aims to apply video tutorial learning media to improve the reading skills of eighth-grade students at SMP Negeri 1 Botomuzoi. The research methods used in this study were qualitative and quantitative with classroom action research (CAR) aimed at improving learning implementation with implementation procedures. The results of the study concluded that there was an increase in students' ability to write poetry texts using video tutorial learning media, as seen in the results of cycle I, where the lowest score was 44 and the highest was 75, with an average score of 61.32%, while in cycle II, the lowest score was 75 and the highest was 94, with an average of 82%. Meanwhile, the results of the student observation sheets for cycle I were 43% for the first meeting and 56% for the second meeting. Meanwhile, the results of the student observation for cycle II were 73% for the first meeting and 93% for the second meeting. The results of the researcher's observation for cycle I were 67% for the first meeting and 75% for the second meeting. Meanwhile, the results of the researcher's observation for cycle II were 83% for the first meeting and 92% for the second meeting. Based on these results, it can be concluded that the application of video tutorial learning media to improve the poetry reading skills of Grade VIII students at SMP Negeri 1 Botomuzoi in the 2025/2026 academic year is effective.   Penelitian ini bertujuan untuk Penerapan media pembelajaran video tutorial untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Botomuzoi. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dan kuantitatif dengan Janis penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksaan pembelajaran dengan prosedur pelaksanaan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, terdapat peningkatan kemapuan siswa dalam menulis teks puisi media pembelajaran video tutorial dapat dilihat hasil siklus I nilai terendah 44 dan tertinggi 75 dengan rata-rata nilai 61,32% sedangkan pada siklus II nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 94 dengan rata-rata 82%. Sedangkan hasil lembar observasi siswa siklus I pertemuan pertama  43% dan pertemuan kedua 56%. Sedangkan hasil observasi siswa siklus II pertemuan pertama 73% dan pertemuan kedua 93% . hasil observasi peneliti siklus I pertemuan pertama 67% dan pertemuan kedua 75%. Sedangkan hasil observasi peneliti pada siklus II pertemuan pertama 83% dan pertemuan kedua 92%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, penerapan media pembelajaran video tutorial untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Botomuzoi tahun pembelajaran 2025/2026.

STRATEGI PENERAPAN PENDEKATAN JOYFUL LEARNING DENGAN BERBAGAI METODE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TEGINENENG

This study aims to describe the strategy of implementing the Joyful Learning approach with various learning methods at SD Negeri 1 Tegineneng. Using a qualitative approach with a case study design, this study involved three teachers of grades IV–VI and 90 students, with data obtained through observation, interviews, and document studies. The results show that teachers implemented educational games (85%), group discussions (72%), simple experiments (68%), storytelling (65%), and simple projects (60%), which were proven to increase student motivation, participation, and engagement. The main obstacles encountered were limited media, variations in student abilities, and time allocation, but these could be overcome through the creativity of teachers in utilising local materials. These findings are in line with constructivist, sociocultural, and humanistic theories and recommend Joyful Learning as an effective strategy that can be replicated in other primary schools.   Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi penerapan pendekatan Joyful Learning dengan berbagai metode pembelajaran di SD Negeri 1 Tegineneng. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, penelitian ini melibatkan tiga guru kelas IV–VI dan 90 siswa, dengan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menerapkan permainan edukatif (85%), diskusi kelompok (72%), eksperimen sederhana (68%), storytelling (65%), dan proyek sederhana (60%) yang terbukti meningkatkan motivasi, partisipasi, serta keterlibatan siswa. Kendala utama yang ditemui adalah keterbatasan media, variasi kemampuan siswa, dan alokasi waktu, namun dapat diatasi melalui kreativitas guru memanfaatkan bahan lokal. Temuan ini selaras dengan teori konstruktivisme, sosiokultural, dan humanistik, serta merekomendasikan Joyful Learning sebagai strategi efektif yang dapat direplikasi di sekolah dasar lain.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGULAS KARYA FIKSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KELAS VIII SMP NEGERI 1 ALASA TALUMUZOI

Fiction is a literary work that is imaginative, although it can be inspired by real facts or events. This study aims to improve students’ ability to review fiction works through the application of the guided inquiry learning model in class VIII of SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi. The problem found is the low ability of students to analyze elements of fiction such as theme, character, plot, setting, and message. This is caused by the lack of active student involvement and the use of less effective learning models. The study employed Classroom Action Research (CAR) with two cycles. The research subjects consisted of 21 students, including 12 males and 9 females. Data were collected through observation, tests, field notes, and documentation. The findings show an increase in students’ ability from an average of 63.14% in the first cycle to 81.67% in the second cycle. In cycle I, the achievement improved from 47% to 67%, while in cycle II it increased from 80% to 87%. Student observation results also rose from 40% to 94%. Thus, the guided inquiry learning model proved effective in enhancing students’ ability to review fiction works.   Karya fiksi merupakan karya tulis yang bersifat imajinatif meskipun dapat berangkat dari fakta atau peristiwa nyata. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengulas karya fiksi melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas VIII SMP Negeri 1 Alasa Talumuzoi. Permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis unsur fiksi, seperti tema, tokoh, alur, latar, dan amanat. Hal ini disebabkan kurangnya keterlibatan aktif siswa serta penggunaan model pembelajaran yang kurang efektif. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Subjek penelitian berjumlah 21 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 9 perempuan. Data diperoleh melalui observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa, dari rata-rata 63,14% pada siklus I menjadi 81,67% pada siklus II. Pada siklus I, capaian meningkat dari 47% ke 67%, sedangkan pada siklus II meningkat dari 80% ke 87%. Hasil observasi siswa juga naik dari 40% menjadi 94%. Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri terbimbing terbukti efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam mengulas karya fiksi.

PERJUANGAN PEREMPUAN MENUJU EKSISTENSI DIRI DALAM NOVEL NAMAKU ALAM KARYA LEILA S CHUDORI

Namaku Alam by Leila S. Chudori holds an important position as a novel that not only portrays the dark history of the nation, especially the 1965 political tragedy and its long legacy. This novel highlights the discrimination and struggles of female characters wrapped in trauma and social stigma. Amidst pressure and injustice, the female characters in Namaku Alam is not silent. They refuse to submit and be passive as women who are also victims. They speak out and create space to exist. This study aims to describe the problems of women's existence in the novel Namaku Alam by Leila S. Chudori. The research method used is descriptive qualitative with an existentialist feminist perspective. The data collection technique applied is documentation. The data obtained were analyzed using content analysis techniques based on existentialist feminist theory. The results of the study show that the female characters in the novel Namaku Alam, namely Ibu, Kenanga, and Bulan, play an active role in three important areas: work, intellectualism, and fighting for social transformation. These female characters are able to show their existence even though they are from families considered traitors to the state.   Namaku Alam karya Leila S. Chudori menempati posisi penting sebagai novel yang tidak hanya memotret sejarah gelap bangsa, khususnya tragedi politik 1965 dan warisan panjang yang menyertainya. Novel ini banyak menyoroti diskriminasi dan perjuangan tokoh perempuan dalam balutan trauma dan stigma sosial. Dalam tekanan dan ketidakadilan, tokoh-tokoh perempuan dalam Namaku Alam tidak diam. Mereka menolak tunduk dan pasif sebagai perempuan yang juga sebagai korban. Mereka bersuara dan membuka ruang untuk eksis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan eksistensi perempuan di dalam novel Namaku Alam karya Leila S. Chudori. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan tinjauan feminisme eksistensialis. Teknik pengumpulan data yang diaplikasikan adalah dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi berdasarkan teori feminisme eksistensialis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh perempuan dalam novel Namaku Alam, yakni Ibu, Kenanga, dan Bulan, berperan aktif dalam tiga ranah penting: bekerja, berintelektual, dan berjuang untuk transformasi sosial. Tokoh-tokoh perempuan tersebut mampu menunjukkan eksistensi diri meskipun mereka adalah keluarga yang dianggap sebagai pengkhianat negara.

MODEL SINEKTIK DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA PENDIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

Sebagai pendidik yang profesional, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (UU No.14 Tahun 2005). Kompetensi profesional mengharuskan guru memiliki penguasaan materi pembelajaran, kurikulum, serta struktur dan metodologi keilmuannya. Di dalam kompetensi kepribadian, guru mampu dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia, serta menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi pedagogik mensyaratkan guru agar memiliki pemahaman terhadap peserta didik, mengembangkan potensi peserta didik, merancang dan melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya, kompetensi sosial menghendaki guru mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik serta masyarakat sekitar. Sehubungan dengan hal, tulisan ini memerikan strategi kesantunan berbahasa pendidik dalam pembelajaran Bhs. Indonesia; dan strategi kesantunan berbahasa dalam pembelajaran BI yang berbasis model pembelajaran sinektik. Untuk ini dilakukan pemerian sebagai  berikut: (1) formulasi strategi kesantunan bertutur pendidik dan (2) struktur pembelajaran BI berbasis kesantunan berbahasa dengan model sinektik. Model sinektik digunakan dalam pembelajaran BI dengan berbasis kesantunan berbahasa pendidik dan peserta didiknya karena pembelajaran yang efektif dan inovatif dapat dicapai jika sesuai dengan prinsip-prinsip dalam model sinektik.   As professional educators, teachers must have pedagogical, personality, social, and professional competencies (Law No. 14 of 2005). Professional competency requires teachers to have mastery of learning materials, curriculum, and scientific structure and methodology. In personality competency, teachers are able to be mature, wise, authoritative, have good morals, and be role models for students. Pedagogical competency requires teachers to have an understanding of students, develop students' potential, design and implement learning. Furthermore, social competency requires teachers to be able to communicate and socialize with students, fellow educators, education personnel, parents/guardians of students and the surrounding community. In connection with this, this paper describes the language politeness strategies of educators in learning Indonesian; and language politeness strategies in learning BI based on the synectic learning model. For this purpose, the following descriptions are carried out: (1) formulation of the teacher's speech politeness strategy and (2) the structure of BI learning based on language politeness with the synectic model. The synectic model is used in Indonesian Language (BI) learning, based on politeness between educators and students. Effective and innovative learning can be achieved if it adheres to the principles of the synectic model.

Indexer Sites